Showing posts with label thriller. Show all posts
Showing posts with label thriller. Show all posts

Sunday, October 30, 2016

About a Film: Missing You/ Neol Gidarimyeo (2016)

The only reason why the Devil can win because of the negligence of the good guys
(Nam Hee-Joo)


Director: Mo Hong-Jin
Screenwriter: Mo Hong-Jin
Cast: Shim Eun-Kyung, Yoon Je-Moon, Kim Sung-Oh
Runtime: 108 minutes
Origin: South Korea
Synopsis: After 15 years, a young Nam Hee-Joo have to deal with the killer of her father

awas lho kalo ngga nonton!
I watched the movie after saw Shim Eun-Kyung’s performance in Miss Granny and it’s quite intriguing to see her in suspense-thriller movie. Yes, despite of the title which suited for a romance movie, this one categorizes as a thriller one. Thus, I spent no time in finding information about the movie and decided to watch it in the near moment. Well, I find it quite shocking because the movie is released in the early moment of 2016. This movie is definitely out of my radar! Whereas, I’ll always try to spend some time for finding some Korean thriller movies (you see, I favor Korean thriller movies). Plus, the cast of the movie is quite good, with Shim Eun Kyung as the lead actress; I’m expecting the movie will be a good one.
enak juga lantai dikoranin
The first scene of the movie is taken place in a court. A perpetrator named Kim Gi-Beom (Kim Sung-Oh) had his 15-year-imprisonment sentence as the result of his wrongdoing. Yet, the sentence was not the one that the families of the victims want and all of them were complaining about how unfair the result was. In the midst of the rage of the families’ victims, there was a -young little girl named Nam Hee-Joo (Han Seo-Jin) who saw the scene before her eyes in silence. She couldn’t say anything and didn’t know what to do, except to flee from the court room. Later, it was explained that Nam Hee-Joo was the family of the victim as her dad was killed by the offender. Because of the murder, she began to live in solitary with the support of her dad’s subordinates whom were policemen. She started to work in police office as a janitor while the policemen gave her a great care, including Detective Dae-Young (Yoon Je-Moon) and Section Chief Ban (Kim Won-Hae) who knew Hee-Joo’s father a lot and wanted to give Kim Gi-Beom a great punishment. Eventually, Kim Gi-Beom was out from the prison and ready to come back to the society. Yet, the moment he came out from the society, there were some people murdered, rather in the similar method as 15 years ago. The strange thing was the policemen already had their eyes to Kim Gi-Beom right after he came out from the prison and they didn’t find any proof if he was the one who committed the crime in this moment. Then, who was the real murderer? And how Nam Hee-Joo (Shim Eun-Kyung) dealt with her life when she knew Kim Gi-Beom was out from the prison?

tadinya kupikir ini film 'the Machinist'
As usual, Korean thriller movie usually begins with a tragedy. This movie has the similar opening as many other movies with the story of the lead character that loses her father due to unfortunate circumstance. This fact leads to the complicated life of the lead character as well-depicted by Shim Eun-Kyung. She lived alone, quite absorbed by Nietzsche’s thought about the good and the bad guy, and secretly investigated about the murder that Kim Gi-Beom did 15 years ago. Oddly, the movie is reminded me of I Saw the Devil which the lead character had an intention to do revenge by himself. Yet, I also find it different because Missing You is rather melancholic than I Saw the Devil because the movie is described from different perspective, it’s a movie of a young girl who’d lost her father. The bittersweet life which is led by Nam Hee-Joo sometimes seemed childish in its own way. On the other side, I can say that the movie is like Monster without any comical expression. It’s definitely darker and gloomier than Monster! Personally, I’m gonna say that the movie might be unoriginal in theme but, the plot is quite good. It’s confusing for the first glance (yes, I find some things that are better explained; but, they aren’t) but, the moment it progressed, it becomes an interesting development. Thumbs up to the final scene of Nam Hee-Joo and Kim Gi-Beom because it is…impressive and it definitely captures the sadness of a little girl who’d missed her parents. Last words, Missing You is a movie that you don’t want to be missed.


Credits:
Movies.Like @ Youtube

Sunday, October 9, 2016

About a Film: Before I Wake (2016)

The Canker Man ate my mommy
(Cody)


Director: Mike Flanagan
Screenwriter: Mike Flanagan, Jeff Howard
Casts: Kate Bosworth, Thomas Jane, Jacob Tremblay
Origin: USA
Running time: 97 minutes
Synopsis: A boy magically changed the lives of a father and a mother who lost their son.

jadi gini lho, kakak....
Lagi, sebuah film horor thriler dari Mike Flanagan dan the bonus part is Jacob Tremblay is on the movie. Tau kan, anak kecil yang sempet bikin geger di Room karena aktingnya yang bikin beberapa orang terharu dan nangis bombay cuman gara-gara dia mau potong rambutnya (lol). Nah, disini dia kembali adu akting, bukan dengan Brie Larson, tapi dengan mbak Blue Surfer Kate Bosworth. Dilihat dari posternya sih, pasti bakalan ada kupu-kupunya di film ini. Sebelumnya, aku sempet liat trailer film ini juga sih dan dugaanku sih film ini akan lebih daripada film horor thriler, ada bumbu drama-dramanya dikit pastinya. Nah, aku coba kupas film ini sebelum sharing my opinion about it.
yuk neng, dah dateng tuh
Diawali dengan sebuah ketegangan seorang laki-laki, film ini dari awalnya sudah mengungkapkan sebuah kegetiran yang menunjukkan seorang ayah yang harus mengambil keputusan berat menyangkut nyawa seorang anak. Kemudian, cerita berlanjut dengan sepasang suami istri Hobsen, Mark (Thomas Jane) dan Jessie (Kate Bosworth) yang berniat untuk mengadopsi seorang anak dan seorang pekerja sosial, Natalie (Annabeth Gish) memilihkan Cody (Jacob Tremblay) sebagai anak asuhan mereka. Datanglah Cody ke keluarga barunya, lalu sedikit demi sedikit terungkap alasan kenapa pasangan tersebut mengadopsi Cody dimana mereka berharap Cody bisa menjadi pengganti anak mereka yang sudah meninggal. Semuanya berjalan sangat baik sampai di titik ketika pasangan suami istri ini mengetahui sebuah kemampuan yang dimiliki oleh Cody. Kemampuan yang membuat Jessie terlena karena dia bisa bertemu kembali dengan anaknya yang telah meninggal, Sean (Antonio Romero). Namun, berbeda dengan Jessie, Mark tidak melihat kemampuan Cody tersebut sebagai sesuatu yang harus dimanfaatkan. Lama kelamaan terdapat sedikit cekcok antara Mark dan Jessie, tanpa mereka ketahui kalau kemampuan Cody ini datang dengan sesuatu yang mengerikan. Nah, apakah Mark dan Jessie berhasil menghadapi hal yang mengerikan tersebut dan bagaimana dengan nasib Cody sesudahnya?
ealah, kok apik kie...
Bisa dibilang, aku suka dengan film ini. Ada beberapa detil kecil yang membuatku bisa membayangkan keterpurukan emosional yang dimiliki karakter Mark dan Jessie, begitupun dengan sikap innocent yang ditunjukkan oleh Jacob Tremblay sebagai anak kecil yatim piatu yang memiliki masa kecil dimana dia harus berpindah-pindah dari satu orang asuh ke orang tua lainnya. Belum lagi visual cantik di sepanjang film yang digambarkan dengan sekumpulan kupu-kupu berwarna-warni. Mungkin bagi orang-orang yang tidak menyukai kupu-kupu, adegan ini bisa jadi sebuah adegan yang menyiksa tapi bagi orang-orang yang mengakui kupu-kupu sebagai makhluk cantik, adegan ini bisa dibilang…..magical. Bayangkan saja di salah satu ruangan rumahmu, ada banyak kupu-kupu yang terbang dan mengelilingimu. Well, sebagai sebuah film horor, film ini malahan tidak menampilkan sesuatu yang menyeramkan, tapi sedikit dramatis. Aku ingat, salah satu temenku menyebut kalau film ini sama sekali tidak menyeramkan. Aku setuju sih dengan pendapatnya karena film ini sama tidak membuatku takut. Hanya saja, film ini memberikan sesuatu yang lebih dengan adanya kesan bahwa hubungan antara Ibu dan anak adalah sesuatu yang kuat. In a way, aku berpikir kalau film ini seperti Room dengan adanya sedikit bumbu misteri disana dan disini. Akhir kata, film ini surprisingly cukup menarik untuk ditonton, apalagi dengan chemistry yang baik antar para pemain membuat film ini tidak sekedar menjadi film horor yang bikin deg-degan.


give it a try!

Credits:
Movieclips Trailers @ youtube

Sunday, September 25, 2016

About a Film: The Boy Next Door (2015)

I love your mother's cookies 
(Noah Sanborn)


Director: Rob Cohen
Screenwriter: Barbara Curry
Casts: Jennifer Lopez, Ryan Guzman, Ian Nelson
Origin: USA
Running time: 91 minutes
Synopsis: A wife of unfaithful husband had met a younger man and developed a dangerous affair

wah, kalo eneng seneng, abang juga seneng
Waktu liat posternya, aku mikir kalo film ini pasti bakal ehem-ehem, hahaha. Soalnya bentuk posternya entah kenapa ngingetin sama film-film zamannya Basic Instinct atau Fatal Attraction, lol. Oiya, dugaanku juga filmnya bakal ditambah bumbu-bumbu stalker gitu soalnya J-Lo lagi ngintip gitu. Ada dugaan juga kalo filmnya bakal mirip The Girl Next Door Elisha Cuthbert versi thriller. Yah, pokoknya judul sama poster ini menimbulkan berbagai macam harapan dan dugaan lah dimana aku ngarepnya film ini bakal bagus, atau paling ngga, bisa diterima dan menyenangkan buat ditonton.
cihui, intip-intipan ni ye
Nah, film ini dimulai dengan cerita sebuah keluarga dimana J-Lo jadi Hot Mama yang bernama Claire Peterson. Hubungannya Claire dan suaminya, Garrett Peterson (John Corbett) sedang buruk-buruknya karena suaminya ketahuan selingkuh dengan sekretarisnya. Claire mau saja bercerai dengan suaminya tapi, dia masih ragu-ragu walaupun temannya, Vicky Lansing (Kristin Chenoweth) sudah menyuruhnya untuk bercerai. Sepertinya, salah satu keraguannya dikarenakan anaknya, Kevin Peterson (Ian Nelson) yang sepertinya kurang setuju kalau mereka berpisah. Di tengah-tengah kegalauan Claire, muncullah pria tampan berotot yang jauh lebih muda di hadapan Claire bernama Noah Sanborn (Ryan Guzman). Noah ini ponakan tetangga yang datang buat bantuin tetangganya. Dan dimulailah intip-intipan antara Claire dan Noah yang berujung pada sebuah cinta satu malam (lol). Habis itu, Claire menyesal udah begitu tapi Noah ngga nyesal, malahan dia makin agresif ngejar Claire. Akhir kata, apakah Noah berhasil mendapatkan hati Claire? Ataukah Claire akan kembali lagi ke suaminya demi anak mereka? nonton ajalah dan berikut komenku waktu nonton film ini.
Dek, kasi abang kesempatan
Ngga, ngga banget. Mungkin ada orang diluar sana yang demen banget sama film ini tapi, aku bukan salah satunya. It turns out to be a mediocre film. Film lirik-lirikan antar tetangga yang ujungnya mirip-mirip sama beberapa film thriller yang pernah aku tonton. Basically ya, aku ngga pernah ada masalah sama film yang punya plot mirip-mirip, tapi masalahnya film believable ngga atau terlalu lebai sampe bikin aku rolling eyes beberapa kali. Gini ya, beberapa film J-Lo yang dulu banget kutonton keknya nunjukkin kalo J-Lo punya kualitas akting yang mumpuni, tapi kok film ini ngga nunjukkin itu. Aku sampe berani bilang akting J-Lo disini biasa doing, biasa banget. Supporting character lainnya juga ngga nunjukkin sesuatu yang eye-catching, semua biasa-biasa aja. Dari Ryan Guzman sendiri sebagai karakter yang beradu dengan J-Lo pun ngga gitu ninggalin kesan mendalam, selain berotot dan cukup ganteng. Buatku, film ini cukup menyiksa untuk ditonton karena aku ngga demen nontonnya, haha. Tapi, lumayanlah biasa liat J-Lo dapet peran yang nunjukkin seakan-akan dia tante bahagia (pfft!). Ah, ya, I almost forget to mention it, nice makeup, ada beberapa adegan yang punya efek makeup bagus disini.

(ah, the drama)
Credits:
Movieclips Trailer @ youtube

Wednesday, September 14, 2016

About a Film: The Invitation (2015)

Kira, I'm not okay
(Will)


Director: Karyn Kusama
Screenwriter: Phil Hay, Matt Manfredi
Casts: Logan Marshall-Green, Emayatzy Corinealdi, Michiel Huisman
Origin: USA
Running time: 100 minutes
Synopsis: An invitation led a man into paranoia

Harus terbiasa dengan ekspresi ini sepanjang nonton film
Foreword, ini salah satu film yang aku pilih out of the blue dan satu hal yang membuatku ingin menonton film ini adalah karena film ini masuk dalam kategori film thriller dan posternya terlihat cukup menarik dan menjanjikan untuk ditonton.




Reuni yang sepertinya terlihat menyenangkan
Enough for the introduction, film ini dibuka dengan kesan yang sedikit misterius yang dimana Will (Logan Marshall-Green) dan Kira (Emayatzy Corinealdi) tidak tahu mengapa tiba-tiba mantan istri Will, Eden (Tammy Blanchard) mengundang mereka berdua dalam suatu pertemuan atau bisa dibilang semacam reuni karena Will bertemu kembali dengan beberapa temannya di masa lalu dan tentu saja, mantan istrinya yang juga telah mempunyai hubungan dengan pria lain, David (Michiel Huisman). Sedikit demi sedikit, reuni yang terkesan dadakan ini membangkitkan beberapa kenangan masa lalu Will dan akhirnya terkuak bahwa sebelum Will dan Eden bercerai, mereka mempunyai seorang anak laki-laki. Sayangnya, anak mereka tertimpa sebuah kemalangan yang berujung pada kematian dan mereka pun berpisah beberapa waktu setelahnya. Satu hal lainnya yang dirasakan oleh Will bahwa mantan istrinya dan David terkesan sedikit aneh dan berbeda. Sepanjang acara reuni, beberapa pikiran aneh mulai memasuki kepala Will dan dia mulai mencurigai tingkah laku mantan istrinya, tapi apakah segala kecurigaan Will tentang mantan istrinya benar atau semua itu hanya hal-hal yang ada di kepala Will?
Will mulai mempertanyakan dirinya sendiri
Well, ini salah satu film thriller yang lumayan sepi yang pernah aku tonton, tidak ada adegan kejar-kejaran yang berlebihan dan tidak ada pertumpahan darah yang ekstrem. Semuanya dikemas dengan apik dengan menampilkan kenangan-kenangan masa lalu Will dengan cara yang kelam dan beberapa hal aneh yang sepertinya hanya disadari oleh Will. Sebagai penonton, aku merasa Karyn Kusama menginginkan kalau para penonton bisa mengikuti film ini melalui sudut pandang Will. Aku seperti merasa kegetiran yang dimiliki oleh Will saat kehilangan anaknya, perasaan Will yang sedikit terombang-ambing melihat keadaan mantan istrinya karena dia terlihat seperti seseorang yang masih mencintai mantan istrinya, dan juga perasaan curiga yang dimiliki Will selama berada di reuni tersebut. Buatku, film ini sedikit mematahkan hati karena aku harus melihat film ini melalui kacamata Will, seorang mantan suami yang masih peduli dengan mantan istrinya dan seorang ayah yang kehilangan anaknya. Di beberapa titik, aku merasa film ini bisa menjadi film yang depressing bagi beberapa orang dan untukku sendiri, film ini ada kalanya membuatku sedikit capek karena film ini memancarkan aura yang negatif dan suram, walaupun percakapan yang ada di film ini kebanyakan berisi tentang hal-hal comforting yang membuat kita menerima hal-hal buruk dengan penuh kelapangan.
salah satu adegan menyentuh di film ini
At last, aku mau bilang kalau film ini menarik untuk ditonton tapi, bisa juga jadi film sangat membosankan untuk dilihat. Personally, buatku sendiri aku butuh untuk membangun mood yang tepat untuk menonton film ini karena aku terbiasa menonton film thriller yang dipenuhi dengan aksi. Film ini masuk dalam salah satu film psikologi thriller dimana penonton lebih banyak disuguhkan dengan perasaan mencekam yang dibangun dalam pikiran si tokoh utama. Eksplorasi film ini banyak terjadi dalam pikiran yang tidak nyaman yang biasanya menghantui si karakter utama, yang kebetulan juga terjadi dalam film ini. Untungnya di satu sisi, film ini tidak terlalu lelah untuk ditonton. 

Won't put the trailer because the less you know the better and the trailer literally spoil the fun

Friday, July 1, 2016

About a Film: Amsal/ Assasination (2015)

Long live Korea!


Director: Choi Dong-Hoon
Screenwriter: Choi Dong-Hoon and Lee Gi-Cheol
Stars: Gianna Jun, Lee Jung-Jae, and Ha Jung-Woo
Origin: Korea
Running time: 140 minutes
Synopsis: An assasination plot to glorify Korean resistance

Sure, she's a badass sniper in here
Kill or be killed
Menarik sekali, film Korea akhir-akhir ini tidak hanya tears and love and romance, tapi banyak film yang mulai mengeskplorasi jaman-jaman periodikal, seperti halnya film yang satu ini. Assasination merupakan film Korea yang digadang-gadang sebagai salah satu film paling laris di tahun 2015 yang memenangkan beberapa penghargaan di Korea dan melakukan premiere di beberapa film festival. Disutradarai oleh Choi Dong-Hoon yang sudah memiliki track record dengan menghasilkan The Thieves, Woochi, dan Tazza, film ini biasa dibilang film yang tidak main-main. Personally, film ini mengingatkanku dengan film-film konspirasi politik yang dekat dengan film produksi Cina. Well, apart with keterkaitan hubungan politik Korea dan Jepang yang ada di film ini, film ini malahan mengingatkanku dengan kota Shanghai jaman dulu. 
Having the time of their lives
Melihat beberapa nama besar yang ada di film seperti Gianna Jun, Lee Jung Jae, Ha-Jung Woo, Lee Kyoung-Young, film ini sayang sekali untuk dilewatkan. Oiya, ini juga kedua kalinya aku melihat duet antara Gianna Jun dan Ha-Jung Woo di satu film, mereka sepertinya menjadi sudah menjadi 'muse' dari beberapa sutradara dan pastinya powerful chemistry yang mereka tunjukkan di film ini juga sama kuatnya dengan di The Berlin File, film yang sebelumnya aku tonton. Satu hal yang menarik di film ini, Gianna Jun tidak hanya berperan sebagai satu karakter, tetapi dua karakter dan aku ngga tau apa ini sedikit biased atau tidak, tapi performa akting Gianna Jun semakin bagus dibanding pertama kalinya aku melihat dia di Windstruck. Tiga nama lainnya, Lee Jung Jae, Ha-Jung Woo, Lee Kyoung-Young juga bukan nama yang asing di dunia film thriller dan masing-masingnya punya torehan sejarah yang cukup baik. Dan nama-nama lainnya seperti Oh Dal-su, Cho Jin-Woong, Cho Seung-Woo juga tidak seharusnya terlewatkan untuk disebutkan. Sebenarnya sih, hampir semua nama di film ini punya track record yang bagus dan rasanya hampir tidak adil untuk tidak menyebutkan mereka semua berhubung pemain di film ini hampir seperti dream team, every cast is perfect.
Let's meet again
Untuk plot film ini, secara sederhana, aku bisa bilang kalau film ini tentang pembunuhan berencana. Tapi, tidak sedangkal itu, banyaknya pihak yang tergabung dalam pembunuhan berencana ini membuat film ini penuh dengan konspirasi yang rumit. Agaknya film ini seperti Valkyrie dan Inglourious Basterds yang dicampur dengan Infernal Affairs, bukan film dengan tema yang baru. Tapi, dengan Korea sebagai pemain utama dari film ini, tentunya ada perspektif yang terbaru yang bisa dilihat dari film ini. Sisi lain yang bisa dilihat dari dunia politik di Korea yang dipengaruhi oleh kependudukan Jepang. I don't want to spill the bean about the story, but I think plot yang barusan yang kusebut sudah menunjukkan cerita seperti apa dalam Assasination ini. Lebih jauh lagi, film yang berdurasi selama 2 jam ini lebih, benar-benar berhasil membuatku untuk tetap menonton tanpa adanya rasa bosan. Film ini entertaining walaupun perlu waktu yang lama untuk menontonnya. Well done, certainly recommended to watch.

(take a sip of the trailer!)

Credits:
Movieclips Film Festival & Indie Films @ youtube for the trailer

Monday, June 27, 2016

About a Film: Knock Knock (2015)

Super secret party
(Evan)


Director: Eli Roth
Screenwriter: Eli Roth, Nicolas Lopez
Stars: Keanu Reeves, Lorenza Izzo, Ana De Armas
Origin: USA
Running time: 99 minutes
Synopsis: When a man left alone by his family for weekend

Film ini dengan tumbennya mendapuk Keanu Reeves sebagai main character. Oh well, dengan begitu, aku memutuskan untuk nonton film ini. Tapi begitu ngeliat disutradarai oleh Eli Roth, I was like.....

But, okay, I'll give it a try. I'm starting to fill my thoughts with all that positive and happy stuffs. Karena aku ngerasa you can't judge the film from the director, can you? or can't you?
Numpang dong, bang
Well, anyway, awalnya film ini dibuka dengan potret keluarga bahagia yang dimiliki oleh Evan. But, as soon as possible, you will know that Evan will be left alone in home. Hah, yasudah, seorang suami yang ditinggal sendirian di rumah, apakah yang akan terjadi? Kalau misalnya istrinya yang ditinggal sendirian, kemungkinan besar yang bakal datang ke rumah adalah seorang psikopat gila kayak di film When a Stranger Calls, Inside, pokoknya home invasion yang bakal terjadi will be ugly and hurtful. Dan bagaimana tipikal home invasion yang terjadi di Knock Knock ini? Dengan adanya dua cewe yang ngga tau juntrungannnya darimana, numpang berteduh di rumah Evan. Nah begitu, ketemu denggan kedua cewe ini, aku langsung mikirnya,"Wah, ini bakalaan arahnya ke Hard Candy, tapi apakah kayak gitu yak?
I wanna hug him, too
I won't give you the details about what happened in the movie, but something's happened and it's not pretty. Aku juga mau bilang kalau premise film ini sebenarnya bagus tapi, lagi lagi eksekusinya berasa kurang dan efek kengerian yang ditimbulkan munculnya jadi setengah hati. Pengennya berasa eerie tapi, yang ada aku cuman rolling my eyes atau malah ketawa karena adegannya keliatan rada aneh dan no, I can't comprehend it at all. Sayang banget lah, padahal disini ada Keanu Reeves yang beberapa film sangat enjoyable buatku. Dia malah jadi kayak lelucon disini (ups, sorry). 
what is this happening?
Terlepas dari segala keanehan yang ada di film ini, ini pertama kalinya aku bisa liat Keanu Reeves diberikan karakter hopeless dan weak kayak gini dimana dia biasanya jadi badass that will wipe out every bad men. Sebenarnya sih, aktingnya dia lumayan bagus disini, ada satu monolog dari dia yang menurutku oke yang bisa dijadikan pengganjel keanehan yag ada di film ini. Baiklah, buat yang penasaran dengan akting Keanu Reeves disini, coba aja deh nonton. Tapi, buat yang have no expectation ke film-filmnya Eli Roth, ya kayaknya ngga usah nonton soalnya sama aja bentukannya. Cuman kurang gore aja dibandingin sama Hostel.


(lol, the thumbnail)

Credits:
Zero Media @ youtube for the trailer

About a Film: The Guest (2014)

What the fuck
(Anna Peterson)


Director: Adam Wingard
Screenwriter: Simon Barrett
Stars: Dan Stevens, Maika Monroe, Brendan Mayer
Origin: USA
Running: 100 minutes
Synopsis: A soldier visited the family of his fellow

Meet me, the guest!
The Guestseperti judulnya, film ini tentang seorang tamu yang bukan tamu biasa. Dari awalnya, film ini sudah menunjukkan kalau tamu sepertinya tidak sekedar datang untuk berkunjung, tapi film ini tidak serta merta memberikan identitas si tamu dan apa yang akan dilakukannya. Sedikit demi sedikit hint diberikan dan aku diajak untuk mengira-ngira apa yang akan dilakukan tamu ini. Well, di awalnya si tamu bernama David Collins yang diperankan oleh Dan Stevens ini datang mengunjungi keluarga Peterson yang ternyata adalah teman dari anak mereka, Caleb Peterson, yang sudah meninggal di kemiliteran. David pun jadi seperti pengganti anak mereka yang hilang dan kakak yang melindungi Luke, adik dari Caleb. Luke dan Caleb bisa dekat dengan mudahnya, tapi tidak dengan Anna yang merasa ada sesuatu yang membuatnya tidak menyukai David.
Happy day with a new brother
Film besutan Adam Wingard ini punya cerita yang sedikit menggantung. Ada beberapa hal yang left unsaid mengenai David, tapi anehnya, semua itu ngga jadi masalah yang besar. Malahan, itu yang bikin karakter David semakin menarik buat diliat dan icon 'the guest' yang dijejalkan di judul film ini semakin pas menggambarkan film ini. The thing is film ini berhasil untuk menggambarkan karakter David yang terlihat misterius, menawan, dan inhumanely strong. David di The Guest ini sedikit mengingatkanku dengan The Terminator karena kadang dia terlihat emotionless in his own way.
Look at me, Anna
Karakter Anna di film ini juga menjadi penting karena dia digambarkan sebagai 'love interest' David. David keliatan banget sering memperhatikan Anna dan kadang memberikan affection sedikit kepada Anna, cuman ya apa benar kayak gitu? Apa bener aku bisa ngarepin kalau Wingard memang ada niatan bikin cerita romance diantara bumbu-bumbu thriller yang udah ditebar disana-sini?ngarep atau ngga, film ini sedikitnya bisa bikin aku kesengsem sama karakter David yang sepertinya perhatian dengan Anna. Oiya, belum lagi dengan Luke. Perlakuan David yang melindungi Luke dari anak-anak yang sudah mem'bully' Luke, membuat sosok David seperti kakak yang sempurna. Benar-benar pengganti Caleb yang sempurna. Tapi apa benar sesempurna itu? Ini film thriller, after all. Dan apparently, it's a good one. I have faith in Adam Wingard now. Last sentence, the soundtrack is awfully awesome, especially the 'Anthonio' one.

(peek-a-boo)

Credits:
Shauntmax.com for the film poster
Movieclips Trailer @ youtube for the trailer

Saturday, June 25, 2016

About a Film: Wild Tales/ Relatos Salvajes (2014)

Shoot this, Nestor!
(Romina)


Director: Damian Szifron
Screenwriter: Damian Szifron
Stars: Dario Grandinetti, Maria Marull, Monica Villa
Origin: Argentina
Runtime: 122 minutes
Sinopsis: Six tales of the wildest revenge that you've ever imagined

Just you wait
Didn't expect anything when my friend told me to watch this film. Thought it would be a mere thriller movie since my friend had known that I favored thriller movies and she, sometimes, recommended some for me. The first tale is quite amazing, to be the beginning of the movie. It's impressive and I really didn't see it coming, that the first story would be happened in such way. The simple premise, which later, developed into amazing story. The first story initiated the other tales which also has great developing plot. The director, Damian Szifron, ensured the audience, from the very beginning, that this movie would blow your mind.
Such a happy couple, really?
Since the movie was kinda omnibus, you had several stories to favor. There were Pasternak, The Rats, Road to Hell, Bombita, The Deal, and Till Death Do Us Part). Personally, my favorite was Road to Hell because it was so ridiculous, too ridiculous I reckon. But, it's the wild tales, what could you expect? It's the wildest imagination of the director. Ah yes, the stories in the movie mirrored everyone's daily lives which made the movie was so natural, naturally strange, though. Because it didn't end up like your everyday lives. For me, it was worth watching because it was witty, funny, and surely different. Two thumbs up for the director for thinking these tales and successfully, projected those into a movie. No wonder Almodovar was the producer and it was the nominee for best foreign movies. Well done, Sir! Great actors and actresses, too!

(As usual)

Credits:
Sony Classics @ youtube for the trailer

Friday, April 1, 2016

About a Film: As Above, So Below (2014)

I want the truth
(Scarlett Marlowe)


Director: John Erick Dowdle
Screen writer: John Erick Dowdle and Drew Dowdle
Stars: Perdita Weeks, Ben Feldman, Edwin Hodge
Origin: USA
Run time: 93 minutes
Sinopsis: An arkeolog who continue her father's quest of philosopher stone

Found footage movie is real hit these days and the people there seemed never feel bored to make a movie with this kind of premise and this movie is being of it. At first, I decided to watch this movie because it's sci-fi thriller (I like to watch this genre recently) but I felt a bit bothered when I found that this a found footage movie. It's kind of enough for me to watch this type of movie but, I gave it a try, Well, this movie is....a bit promising because it's bit different than the other found footage movies which always (not always) about the ghost and its appearance. This one talks about alchemist and I found it pretty cool. The story begins with an arkeolog named Scarlett hunts 'Rose Key' which turns out to be the key of his father's quest of philosopher stone.
I'm not a fan of alchemist, though it's pretty amazing for this movie to employ the idea of alchemist. There are some tricks that amazes me and one of them is when Scarlett tries to uncover some writing based using cleaning products. The fire sparkles and that's just wow. It's rare for me to see this kind of scene in the movie and the director can present the sophisticated scene in a good way. Well, when I saw this scene, actually I thought that this movie is a bit better than I think. Well, that's until I saw this figure.


A pale-faced woman? No. No way. This won't be just a science thriller. A woman who looks like a ghost definitely will change how the movie will move forward (imo). I mean, a mysterious figure  with a pale face will always give you a notion about a horror atmosphere, which usually related with ghost or whatsoever. For me, this figure can be a tricky character for this kind of movie, whether this movie will stay in the science-fiction or just fall into horror category. Then, it just turn out that, yes, the science fiction is slowly mixed with the horror and eerie atmosphere. Fortunately, it's still watchable and for the record, this movie is not recommended for the ones who is claustrophobia because, yes, as Scarlett and her group dig more into the philosopher stone's tale, they need to come below the city of Paris to hunt the stone. There are some times that they need to crawl over human bones and walk into a narrow tunnel and also swi, etc. Well, this movie just present every worse moments for claustrophobia people. Other than, there are also the appearance of 'creatures' that haunt them into finding the real philosopher stone. It's pretty cliche. In sum, saw a promising premise but, it's just an okay for me.

(it's amazing that it's in Paris. Kinda remind me of The Da Vinci Code)

Credits:
IGN @ youtube

About TV series: Scream (2014)

Those are slasher movie. You can't do a slasher movie as a TV series
(Noah Foster)


Developer: Jill Blotevogel, Dan Dworkin, Jay Beattle, Michael Gans, Richard Register
Stars: Willa Fitzgerald, Bex Taylor-Klaus, John Karna
Origin: USA
Episodes: 10
Sinopsis: When a YouTube video opened the veiled town dark secret about murder


The moment I knew that there will be Scream TY series, I was like "what the hell" but I was giving it a try and it's not that bad, imo. I'm kinda like it though there is some things that I don't understand about it, but it's okay, I enjoy the show. As the first season, this is good. In fact, it's beyond my expectation. The thing is while the first episode is giving me the impression that it just Scream in series, this series actually has a different path. The first murder in the pilot episode may remind you of Drew Barrymore's scene in Scream. However, later you'll find out that the series is not only about a slasher who wants to murder the protagonist. It's a new thing that the series tells you more about the protagonist, her friends, her mother, her college life and everything. I mean, you can't find it in the movie, since it's only about 2 hours or less. But, the screen writer can develop the story into interesting and makes-sense one. And it's clever to make me confused about who the murder is. Well, there is a time that I guess the right person but, it still makes me doubt that the person is the real murderer.

One thing that makes this series interesting for me is the appearance of Noah (played by John Karna). Well, he seems the encyclopedia of murder/slasher movies and he is the one who presents all of the notions seen in those kinds of movies. It's like the movie is all about him since he KNOWS everything and yeah, some of his hypothesis are true and that's what makes him looks like the real murderer. But yeah, you won't know about that until the ending. It's pretty amazing (imo) to know that the real murderer is actually that person.

Another one, well, I must admit that I haven't watched many American TV series but, I'm just a bit surprised that there are some explicit scenes in here (which something's a bit too much to be on TV, imo). It's also a bit surpassing the movie version, but that's what makes this series refreshing than the TV version. It shows you the horror in these days. A mere stab won't affect the audience in the recent days, people need to see something beyond their imagination. Exaggerating things that still can be imaginable.
In sum, when I watched this series, I can find some hints about Craven's Scream, but the story is pretty different. Idk if Wes Craven will like this version, but I'm relieved that these people doesn't turn Craven's masterpiece into piece of shit. Ah ya, I've heard that there will be the second season of Scream. Am bit anxious and hope that it won't just be a junk series to milk out more money.

(try it)

Credits:
MTV @ youtube

Saturday, March 26, 2016

About a Film: Ratter (2015)

I just feel like someone's watching me


Director & Writer: Brendan Kramer
Stars: Ashley Benson, Matt McGorry, Kaili Vernoff
Origin: USA
Runtime: 80 minutes
Sinopsis: A student who's living alone in NYC and being stalked.

Is this some kind of being Peeping Tom? This is what is in my head when I saw this movie. Well, this movie invites you to peek the life of Emma Taylor, a random college student who just start to live alone in NYC. You'll watch her in her college, house, almost every her activity captured in the movie. All of the scenes are the pieces of what she is doing during a day and it's taken from her webcam and phone. Then, I just realized that the people this day is too much depended on their gadgets while the gadgets can be the ones which endanger your lives. I think this is the one that the movie wants to deliver about. It's not that impossible that there are people who can stalk you over your phone and webcam. I mean, this digital era makes everything possible and one of it is stalking you from your own devices. This movie, while it has a simple notion, it gives me a nice and frightening impression that this kind of situation can be happened to anyone. You''ll being watched by someone and you have no idea who it is. In the movie, the stalking situation is different than the one which done in the past and it's not something that you want to happen in your life.

 However, there is something that annoys me with the movie. It's when the director wants to build the tension when Emma's asleep and the stalker wandered in her house. I mean, the pace is so slow in here. Instead of being frightened, I just got bored when this moment came. And one thing, it's just amazing that Emma always her gadgets on everytime. I mean, I'm not a gadget-person. Most of the time, I just keep my cellphone on my pocket or bag, except for my laptop since I've spent my time mostly by watching movies. But, yeah, people these days are captured by the social media and everything. Maybe people like Emma aren't impossible nowadays. In short, I think Ratter is a good thriller which can show you how this thing can be happened to anyone. And if you're expecting for thriller movies with blood and running and screaming anywhere and anytime, Ratter is not your thing because it's rather to make you frightened in a very slowly way. Don't forget to watch the post- ending credits scene!

(digital stalking is no-no)
Credits:
Movieclips Trailers @ youtube

Sunday, March 6, 2016

About a Film: No Tears for the Dead (2014)



After The Man From Nowhere, Lee Jeong-Beom made another movie. This is it, No Tears for the Dead which also "a stranger" helps "a stranger". Well, not quite a stranger, Tae-Sik Cha (Won Bin) knew So-Mi Jeong (Kim Sae-Ron) a bit, but still Won Bin is "the man from nowhere". And now, Gon (Jang Dong-Gun) is also "the man from nowhere" who helps another stranger. Funny thing in here, I can't help to think that after saving the child in The Man From Nowhere, Lee Jeong-Beom wants to save the mother in No Tears for The Dead because the story is pretty similar. It seems he had a romantic idea about 'terminator man' protecting innocent people from the misfortune/bad surroundings.

About the cast. Actually, it's a bit weird for me to see Jang Dong-Gun as a bad man, even as an assassin because he always be the good guy in my dictionary. Okay, he's the good guy, in the end; but seeing him as an assassin is a big no-no. Yet, he might express an assassin in a good way, he's just not the right assassin-guy for me. And Kim Min-Hee, idk. I don't feel like anything special. She's just another heart-broken woman who lost her child. Then, I feel so excited to see Brian Tee in here. He's the bad guy in Tokyo Drift and he's appeared in the different style here. I almost think that he's Tadanobu Asano because he looks like him. The movie also has some foreign actors which make me think that Lee Jeong-Beom might want to make it as internasional as it can be by hiring them. Or just to make the 'assassin-vibe' is stronger than only having Korean assassin.

Well, the movie? I enjoy the movie, not as much as The Man From Nowhere, but yeah, it's an okay. Although it's a bit disappointing to compare it with The Man From Nowhere. The movie turns out to be an usual action thriller with no special feeling attached to it, for me. I don't know what is lack in the movie, but I have a feeling that the movie can a better one than this one. Good fighting scenes, anyway

(not a trailer, but a teaser can also be a good start, right?)

Credits:
Movieclips Film Festival & Indie Films @ youtube

Wednesday, June 3, 2015

About a Film :The Treatment aka De Behandeling (2014)






       Bisa dibilang, film ini merupakan film yang mengawali perjalananku berburu film Eropa baru-baru ini dan seperti biasa, perjalanan ini dimulai dari sebuah film yang berbau thriller, karena aku lebih suka menonton film semacam ini. Nah, kali ini film yang kutonton, judulnya The Treatment atau dalam bahasa aslinya, berjudul “De Behandeling”. Ini film Belgium yang rilis akhir Januari tahun lalu. Filmnya berkisar tentang kehidupan seorang polisi dan kasus yang ditanganinya. Yah, kalo diliat dari sekelebat ringkasan seperti ini, film ini seperti film thriller pada umumnya yang bercerita tentang polisi yang berusaha untuk memecahkan kasus, tapi there are a lot of interesting points yang dimiliki film ini. First, film ini mengangkat sesuatu yang yang baru, (yah, at least menurutku), yakni kasus dimana anak laki-laki dilecehkan atau di-abuse secara seksual. Sepanjang aku nonton film ini, kasus seperti ini agaknya kurang diberikan perhatian secara penuh karena kebanyakan kasus pelecehan atau kekerasan secara seksual biasanya terkait dengan pihak-pihak heterogen, Tapi, disini filmnya menceritakan tentang kekerasan yang bisa juga dialami anak laki-laki sebagai korban. Well, it’s disturbing in some ways, imo. Ada beberapa adegan suggestive yang mungkin bagi beberapa orang cukup mengganggu. Second, film ini pintar. Pintar dalam segi ngewrapping segala sesuatunya sehingga pattern jelas dari film ini tidak terbuka sampai akhirnya di bagian ending-endingnya. Ada beberapa rahasia yang terbuka dan itu sebenarnya cukup mengganggu, kalau kamu benar-benar membayangkannya. Third, endingnya! Endingnya sangat-sangat…..real. Aku ngga mau bilang kenapa dan apa yang terjadi di endingnya, tapi kamu bisa mereasa kalau endingnya itu bener-bener merepresentasikan apa yang terjadi di kehidupan kita. Aku ngga mau cerita dari segi apa, tapi kamu pasti tahu sendiri kalau kamu sudah nonton filmnya.
            Well, in general, film ini menurutku entertaining, apalagi kalau kamu penggemar film detektif atau thriller yang suka menebak-nebak apa yang terjadi. Kemungkinan besar kamu akan suka film ini. Kalo diliat dari segi pace, film ini punya ketukan yang tepat. Tidak terlalu lambat, tidak terlalu cepat. Tapi mungkin kamu akan bingung dengan adanya beberapa karakter yang muncul, walaupun pada akhirnya kamu mengerti apa gunanya dari peran mereka disitu. Satu hal lagi, walaupun kamu kemungkinan akan mengalami hal yang sama denganku dimana aku merasa sedikit asing dengan bahasa ataupun aktor-aktris yang baru kukenal ini, hal ini sama sekali ngga bakalan mengganggu karena mereka punya kualitas akting yang cukup bagus. Aku sendiri terbiasa menonton film ini dengan seiring waktu dan bisa menikmati film ini dengan baik. In short, menurutku film ini recommended bagi pecinta film thriller ditambah lagi dengan bonus aliran plot yang agak susah ditebak, film ini pasti bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi penyuka film thriller dan detektif. Oiya, sinematografinya cukup bagus kok, kamu bisa menikmati beberapa scenery yang ditangkap dengan baik di film ini.

(take a sip of the trailer!)

Credits:
Eyeworks film@youtube