Showing posts with label movie. Show all posts
Showing posts with label movie. Show all posts

Thursday, February 23, 2017

Bitchin: Hi, 2017! I'm back!

Well, I must be doomed for not writing anything in it and it's already 2017. So, happy new year,  happy lunar year, happy valentine, and happy birthday to me, lol. This year, I want to do something different with my blog. Well, since the title of the blog is fictionedfictionalfiction, I think I have to do something which related to that thing. Therefore, I'm planning to do a project with it. In the same time, I'm hoping that I won't abandon it. I have several abandoned projects (lol) and I was a bit guilty to not to continue. However, it's been so hard to focus about it since my head is always full of new ideas (no, I'm not bragging, it's quite annoying tbh). Thus, I simply hope that I can do the right thing by combining the purpose of this blog with the project that I've usually done in some places.

Then, the idea is I'm gonna write post about movie through a fictional character that I've made. I have thought several ideas about it and man, it's quite hard to think up the name for the character. I need something that can be remembered easily. Something short and catchy. But, it's too hard to determine the right name for the character. Well, I've made a decision about it, though. I just don't know if it'll be the right name for the character. Hopefully yes (crossing fingers af). Then, speaking about the character, I think she might be (yes, it's a 'she') twenty something and work in an publishing office. That's the plan. Idk if I will change it 😁. Also, she has a friend, whom has similar hobby like her, watching movie; and basically, the story will be about her experience in watching movie. Maybe there will be some stories about her daily lives and whatsoever. Some stories might be from my real experience or some things that I made up, so don't take it seriously.

As for now, I'm still writing some parts about it. Maybe I will post it soon. Hopefully I will. And I hope this will heal my 'writer block' issues because I want to finish my abandoned project as soon as I can since I come up with many other ideas (I have made 3-4 drafts about it and all thanks to the recent game that I've played. 💀💀💀💀💀). Well, I should stop blabbering about many things and just writing about the project for this blog. Whoever who read this post, thanks for reading it. Hopefully, I can come up with interesting post. Hopefully, Mata ashita (really?) and stay watching movie!


(one of the doramas I've enjoyed last year. Well, I'm thinking my character should be as cute as Mikuri-san 😆😆😆😆😆😆, but I'm so angsty it won't happen lol)


Sunday, September 25, 2016

About a Film: The Boy Next Door (2015)

I love your mother's cookies 
(Noah Sanborn)


Director: Rob Cohen
Screenwriter: Barbara Curry
Casts: Jennifer Lopez, Ryan Guzman, Ian Nelson
Origin: USA
Running time: 91 minutes
Synopsis: A wife of unfaithful husband had met a younger man and developed a dangerous affair

wah, kalo eneng seneng, abang juga seneng
Waktu liat posternya, aku mikir kalo film ini pasti bakal ehem-ehem, hahaha. Soalnya bentuk posternya entah kenapa ngingetin sama film-film zamannya Basic Instinct atau Fatal Attraction, lol. Oiya, dugaanku juga filmnya bakal ditambah bumbu-bumbu stalker gitu soalnya J-Lo lagi ngintip gitu. Ada dugaan juga kalo filmnya bakal mirip The Girl Next Door Elisha Cuthbert versi thriller. Yah, pokoknya judul sama poster ini menimbulkan berbagai macam harapan dan dugaan lah dimana aku ngarepnya film ini bakal bagus, atau paling ngga, bisa diterima dan menyenangkan buat ditonton.
cihui, intip-intipan ni ye
Nah, film ini dimulai dengan cerita sebuah keluarga dimana J-Lo jadi Hot Mama yang bernama Claire Peterson. Hubungannya Claire dan suaminya, Garrett Peterson (John Corbett) sedang buruk-buruknya karena suaminya ketahuan selingkuh dengan sekretarisnya. Claire mau saja bercerai dengan suaminya tapi, dia masih ragu-ragu walaupun temannya, Vicky Lansing (Kristin Chenoweth) sudah menyuruhnya untuk bercerai. Sepertinya, salah satu keraguannya dikarenakan anaknya, Kevin Peterson (Ian Nelson) yang sepertinya kurang setuju kalau mereka berpisah. Di tengah-tengah kegalauan Claire, muncullah pria tampan berotot yang jauh lebih muda di hadapan Claire bernama Noah Sanborn (Ryan Guzman). Noah ini ponakan tetangga yang datang buat bantuin tetangganya. Dan dimulailah intip-intipan antara Claire dan Noah yang berujung pada sebuah cinta satu malam (lol). Habis itu, Claire menyesal udah begitu tapi Noah ngga nyesal, malahan dia makin agresif ngejar Claire. Akhir kata, apakah Noah berhasil mendapatkan hati Claire? Ataukah Claire akan kembali lagi ke suaminya demi anak mereka? nonton ajalah dan berikut komenku waktu nonton film ini.
Dek, kasi abang kesempatan
Ngga, ngga banget. Mungkin ada orang diluar sana yang demen banget sama film ini tapi, aku bukan salah satunya. It turns out to be a mediocre film. Film lirik-lirikan antar tetangga yang ujungnya mirip-mirip sama beberapa film thriller yang pernah aku tonton. Basically ya, aku ngga pernah ada masalah sama film yang punya plot mirip-mirip, tapi masalahnya film believable ngga atau terlalu lebai sampe bikin aku rolling eyes beberapa kali. Gini ya, beberapa film J-Lo yang dulu banget kutonton keknya nunjukkin kalo J-Lo punya kualitas akting yang mumpuni, tapi kok film ini ngga nunjukkin itu. Aku sampe berani bilang akting J-Lo disini biasa doing, biasa banget. Supporting character lainnya juga ngga nunjukkin sesuatu yang eye-catching, semua biasa-biasa aja. Dari Ryan Guzman sendiri sebagai karakter yang beradu dengan J-Lo pun ngga gitu ninggalin kesan mendalam, selain berotot dan cukup ganteng. Buatku, film ini cukup menyiksa untuk ditonton karena aku ngga demen nontonnya, haha. Tapi, lumayanlah biasa liat J-Lo dapet peran yang nunjukkin seakan-akan dia tante bahagia (pfft!). Ah, ya, I almost forget to mention it, nice makeup, ada beberapa adegan yang punya efek makeup bagus disini.

(ah, the drama)
Credits:
Movieclips Trailer @ youtube

Wednesday, September 14, 2016

About a Film: The Invitation (2015)

Kira, I'm not okay
(Will)


Director: Karyn Kusama
Screenwriter: Phil Hay, Matt Manfredi
Casts: Logan Marshall-Green, Emayatzy Corinealdi, Michiel Huisman
Origin: USA
Running time: 100 minutes
Synopsis: An invitation led a man into paranoia

Harus terbiasa dengan ekspresi ini sepanjang nonton film
Foreword, ini salah satu film yang aku pilih out of the blue dan satu hal yang membuatku ingin menonton film ini adalah karena film ini masuk dalam kategori film thriller dan posternya terlihat cukup menarik dan menjanjikan untuk ditonton.




Reuni yang sepertinya terlihat menyenangkan
Enough for the introduction, film ini dibuka dengan kesan yang sedikit misterius yang dimana Will (Logan Marshall-Green) dan Kira (Emayatzy Corinealdi) tidak tahu mengapa tiba-tiba mantan istri Will, Eden (Tammy Blanchard) mengundang mereka berdua dalam suatu pertemuan atau bisa dibilang semacam reuni karena Will bertemu kembali dengan beberapa temannya di masa lalu dan tentu saja, mantan istrinya yang juga telah mempunyai hubungan dengan pria lain, David (Michiel Huisman). Sedikit demi sedikit, reuni yang terkesan dadakan ini membangkitkan beberapa kenangan masa lalu Will dan akhirnya terkuak bahwa sebelum Will dan Eden bercerai, mereka mempunyai seorang anak laki-laki. Sayangnya, anak mereka tertimpa sebuah kemalangan yang berujung pada kematian dan mereka pun berpisah beberapa waktu setelahnya. Satu hal lainnya yang dirasakan oleh Will bahwa mantan istrinya dan David terkesan sedikit aneh dan berbeda. Sepanjang acara reuni, beberapa pikiran aneh mulai memasuki kepala Will dan dia mulai mencurigai tingkah laku mantan istrinya, tapi apakah segala kecurigaan Will tentang mantan istrinya benar atau semua itu hanya hal-hal yang ada di kepala Will?
Will mulai mempertanyakan dirinya sendiri
Well, ini salah satu film thriller yang lumayan sepi yang pernah aku tonton, tidak ada adegan kejar-kejaran yang berlebihan dan tidak ada pertumpahan darah yang ekstrem. Semuanya dikemas dengan apik dengan menampilkan kenangan-kenangan masa lalu Will dengan cara yang kelam dan beberapa hal aneh yang sepertinya hanya disadari oleh Will. Sebagai penonton, aku merasa Karyn Kusama menginginkan kalau para penonton bisa mengikuti film ini melalui sudut pandang Will. Aku seperti merasa kegetiran yang dimiliki oleh Will saat kehilangan anaknya, perasaan Will yang sedikit terombang-ambing melihat keadaan mantan istrinya karena dia terlihat seperti seseorang yang masih mencintai mantan istrinya, dan juga perasaan curiga yang dimiliki Will selama berada di reuni tersebut. Buatku, film ini sedikit mematahkan hati karena aku harus melihat film ini melalui kacamata Will, seorang mantan suami yang masih peduli dengan mantan istrinya dan seorang ayah yang kehilangan anaknya. Di beberapa titik, aku merasa film ini bisa menjadi film yang depressing bagi beberapa orang dan untukku sendiri, film ini ada kalanya membuatku sedikit capek karena film ini memancarkan aura yang negatif dan suram, walaupun percakapan yang ada di film ini kebanyakan berisi tentang hal-hal comforting yang membuat kita menerima hal-hal buruk dengan penuh kelapangan.
salah satu adegan menyentuh di film ini
At last, aku mau bilang kalau film ini menarik untuk ditonton tapi, bisa juga jadi film sangat membosankan untuk dilihat. Personally, buatku sendiri aku butuh untuk membangun mood yang tepat untuk menonton film ini karena aku terbiasa menonton film thriller yang dipenuhi dengan aksi. Film ini masuk dalam salah satu film psikologi thriller dimana penonton lebih banyak disuguhkan dengan perasaan mencekam yang dibangun dalam pikiran si tokoh utama. Eksplorasi film ini banyak terjadi dalam pikiran yang tidak nyaman yang biasanya menghantui si karakter utama, yang kebetulan juga terjadi dalam film ini. Untungnya di satu sisi, film ini tidak terlalu lelah untuk ditonton. 

Won't put the trailer because the less you know the better and the trailer literally spoil the fun

About a Film: Lemon Tree Passage (2014)

You can see it
(Maya)


Director: David Campbell
Screenwriter: Erica Brien, David Campbell
Casts: Jessica Tovey, Nicholas Gunn, Pippa Black
Origin: Australia
Running time: 84 minutes
Synopsis: An urban legend led some teenagers to another hidden secret

the intro of the movie which I don't understand why it happened
Dengan segala ketumbenan, aku memutuskan untuk menonton film yang satu ini. Film ini merupakan salah satu film horor yang berasal dari benua tetangga, Australia. Well, aku tidak terlalu familiar dengan film produksi dari Australia and I give this movie a chance karena film Australia yang beberapa saat yang lalu kutonton, Lake Mungo, surpasses my expectation. Another chance for another movie won’t hurt, then. Mungkin saja film ini akan membuka ketertarikan dariku untuk ‘memburu’ film-film produksi Australia lainnya.

And this is the group that will need survive throughout the movie
Film ini dibuka dengan sebuah urban legend di Australia yang nantinya akan kita ketahui dikenal dengan nama Lemon Tree Passage, sesuai dengan film ini. Film ini bahkan menunjukkan salah satu penampakan di Lemon Tree Passage yang direkam dalam bentuk sebuah video yang diklaim sebagai salah satu video yang terdapat di YouTube.  Setelahnya, film ini dibuka dengan sebuah scene dimana ada seorang laki-laki yang sepertinya dikejar-kejar oleh ‘sesuatu’ dan di tengah-tengah ketakutannya, dia hampir saja membunuh dirinya sendiri. Namun, hal ini tidak jadi terwujud ketika dia menyadari ‘sesuatu’ yang mengejarnya telah menghilang. Kemudian, cerita berubah haluan dengan menceritakan beberapa remaja Amerika yang sedang backpacker ke Australia dan mereka bertemu dengan 2 remaja lokal yang nantinya akan mengajak mereka untuk dengan urban legend lokal, this very infamous Lemon Tree Passage, dan mereka pun bertemu dengan urban legend yang dimaksud. Tapi, anehnya salah satu dari remaja Amerika tersebut, Maya, menunjukkan reaksi yang aneh ketika dia melihat urban legend tersebut. Setelahnya, keanehan sedikit demi sedikit mulai terlihat dan hal-hal tersebut terkait dengan Maya. Jadi, siapakah si Maya ini sebenarnya? Benarkah dia memang seorang turis dari Amerika yang datang ke Australia untuk berlibur ataukah dia sebenarnya terhubung dengan urban legend tersebut?
and this is....no, I won't spill the bean
So, these are some comments from me, frankly I’ll say kalau ide dari film ini bisa dibilang tidak terlalu original. Well, I’m sure there were several movies that talked about how urban legend terrorizes teenagers’ lives. Tapi, sedikit twist di film ini membuat film ini sedikit berbeda. Well, aku bilang sedikit karena personally, film ini kurang bisa menghidupkan potensi twist yang dimiliki film ini. Karena itu, aku malahan kurang bisa menangkap storyline yang disuguhkan film ini. Ada beberapa plothole di film ini dan sayangnya, ada beberapa hal penting yang ditinggalkan tanpa ada penjelasan yang lengkap. Mungkin aku yang kurang bisa menangkap plot yang diinginkan film ini. Di awal film ini, aku masih bisa mengikuti alur tapi di tengah-tengah film ini, aku mulai bertanya-tanya sebenarnya apa inti dari hal yang meneror para remaja ini. Ide yang ditunjukkan dalam film ini terlalu bertumpuk dan aku merasa kalau film ini kurang terfokus. Twist dalam sebuah film memang bagus untuk ditunggu tapi, kalau hal itu membuat film menjadi kacau, hal tersebut tidak begitu berguna dan sangat disayangkan. Well, membuat film memang bukan hal yang mudah, apalagi membangun sebuah cerita yang nantinya diharapkan dapat membuat penonton terkejut, tapi aku berharap sedikitnya film ini dapat dimengerti dengan baik, jadi film ini tidak berakhir sebagai salah satu film yang membuat para penonton terbingung-bingung dan kecewa dengan apa yang telah mereka lihat. Not that I’m disappointed after watching it, I’m more confused about how the things worked in the movie. 

(at least, the trailer was bettwer)

Credits:
Movieclips trailer @ youtube

Tuesday, March 8, 2016

About a Film: No Escape (2015)



The first time I saw the trailer, I thought it will be a zombie movie. But, it's not. It's about a family who have to escape from a riot in a foreign country. It's just as simple as that but, about how the family escaped from the riot is complicated. Fortunately, they have Pierce Brosnan who's gonna save them. It's one of my favorite movie in 2015. It's good to see Owen Wilson NOT in a comedy movie. I'm kinda tired seeing him in there. 

And, this movie is about a riot in Asia. I've read some comments about this movie. I'd rather interested in their discussion about the location of the riot taken place. I read that movie make it as vague as they can. Well, it guess it'll be troublesome for the production if they don't make it unclear and ambiguous since there is no such riot happened anymore in Asia. Creating this kind of brutal imagination for certain country is not a good idea. The only thing which is clear in the movie is the protestors are against America. As always.

Ah ya, this movie is successful in creating suspense atmosphere. A crisis in family handling this fucked-up situation is....always interesting for audience. Well, you can see how well World War Z getting good reviews. This movie also deserves the same thing, imo. Furthermore, what I like in the movie is not only about the dad saving the family, but also the mother and even the children. All of them, they have important roles in here. Well, I won't say much about the movie. It's good if you just watch it yourself. Some scenes are dramatically taken and some scenes are making your heart race. Good job, John Erick Dowdle.

(this is the trailer)

Credits:
The Weinstein Company @ youtube

Monday, March 7, 2016

About a Film: The Visit (2015)



Hell yeah, guess I'm kinda active blogging recently, But, it wasn't because I have much time doing this. In other way, I have plenty on my plate today and it makes me a bit stressed. Okay, enough with the blabbering. Now, I'm gonna make a bit review about the newest Shyalala (this is how I pronounced his name actually), no, Shyamalan's movie, The Visit. It's one of Blumhouse Production, so I got a bit excited. Then, boom! The movie started with interview. Why? is this a documentary? I kept watching it and then, I understand. This is one of the 'movies' which has Paranormal Activity-Blair Project's atmosphere. Eeerr....it's not that I don't like this kind of movie but, most of this kind of movie are not good enough for me. Then, the story goes, and it was not that bad.

The movie is about two kids visit their grandparents. Everything's okay until they notice something's off with their grandparents. It starts with the grandmother and then, the grandfather. Well, actually it's not difficult to know that there's something wrong with their grandparents because it's really obvious even when the first time the kids meet the their grandparents and also, if you see the poster, the rule number 3 is really really fishy. There must be something wrong happened after 9:30 pm. And yes, you will see how creepy to leave your room after 9:30 pm. One thing, that red words in the beginning of the day 'TUESDAY MORNING', 'WEDNESDAY MORNING' and etc remind me of other movie, The Shining if I'm not mistaken.

Generally, it's pretty enjoyable. Some scenes will surprise you. The story is not that bad. The casts are....they did great performance. It's a good movie to be watched with your friends. Ah, the ending...it's good and interesting to be discussed. But, I won't be a movie pooper, just see it by yourself


(trailer, trailer)


Credits:
Movieclips Trailers @ youtube

Saturday, December 5, 2015

About a Film: A Girl at My Door (2014)




This is the perfect example why I need to set a perfect time to watch certain movies. Film ini, aku tahu kalau film ini bagus, tapi kalau aku nonton film ini sehabis nonton another film which impress me a lot, I end up comparing film ini dengan film yang sebelumnya kutonton dan akhirnya berakhir dengan anggapan kalau film ini sekedar film yang bagus tanpa ada perasaaan yang kuat. Padahal kedua pemeran utama di film ini cukup menjanjikan, Bae Donna dan Kim Sae Ron. Menurutku, mereka berdua merupakan kombinasi yang kuat untuk melihat betapa menariknya film ini. Tapi, ya itulah, terhalang dengan impression lain yang kupunya sebelum menonton film ini, film ini jadinya kurang….menarik buatku. Yet, I felt the urge to write something about this film karena aku tahu film ini menarik.

Film ini menampilkan cerita tentang seorang polisi wanita yang dipindahkan sebuah lokasi terpencil untuk menjadi chief police dan di tempat baru itu, dia bertemu dengan seorang anak perempuan yang sering dibully, entah oleh teman sekolahnya atau dengan orang tuanya. Dari situlah, dimulai hubungan antara polisi wanita tersebut dengan anak perempuan yang suka dibully itu. Menariknya bahwa si anak perempuan itu ternyata tidak se’lemah’ yang seperti diduga. Si anak perempuan bahkan bisa dibilang ‘possess’ sesuatu yang membuat orang orang di sekitarnya kewalahan, termasuk si polisi wanita ini. Sementara itu, polisi wanita yang diperankan oleh Bae Donna juga bukan sembarang karakter yang hanya menunjukkan kalau dia seorang polisi wanita. Polisi wanita ini pun terkait dengan suatu hal yang seringkali dianggap sebagai ‘masalah’ dan tabu di kalangan masyarakat banyak. Hal ini pula lah yang membuat polisi wanita ini dipindahkan ke sebuah lokasi terpencil dan akhirnya bertemu dengan anak perempuan itu. Keterkaitan konflik di antara kedua karakter ini akhirnya mulai terkuak dan bertemu di satu titik dimana keduanya harus dihadapkan dengan hal yang ingin mereka hindari, tapi untungnya pada akhirnya hal ini bisa dilewati dan akhirnya cerita ini berakhir dengan ‘bahagia’. Nah, disini aku pake tanda kutip untuk menulis kata bahagia untuk di akhir cerita ini karena akhir dari cerita kurang lebihnya sedikit membingungkan buatku, aku seperti dihadapkan kembali dengan akhir cerita ‘Old Boy’ walaupun sensenya tidak se’powerful’ ending dari ‘Old Boy’ tapi yah, ada sedikit kebingungan yang kumiliki saat melihat ending dari cerita ini. Dalam hal ini, aku lagi-lagi hanya bisa tersenyum kecut sambil mengingat-ingat kalau kebanyakan film Korea memang suka menyajikan ending seperti ini. Kita diajak bertanya-tanya dan menginterpretasikan sendiri kenapa endingnya bisa seperti ini. Yah, walaupun kecut, aku juga sadar kalau hal itu yang membuat beberapa film Korea terlihat sangat menarik di mataku. Intinya, film ini memang worth to try. Bukan hanya sekedar film untuk menghabiskan waktu senggang, tapi film yang bisa dibicarakan dengan teman karena ada beberapa isu menarik di dalam film ini. Pokoknya salut untuk July Jung yang sudah membuka debutnya dengan menyajikan film berkelas seperti ini dan aku harap ini bisa membuka path untuk July Jung untuk kembali menyuguhkan film seperti ini untuk meramaikan perfilman di Korea Selatan.

Nah sekarang, terlepas dari cerita di film ini, Kim Sae Ron emang paling cocok memerankan peran semacam ini. Aku mulai merhatiin dia sejak dia beradu akting dengan Won Bin di ‘The Man from Nowhere’ dan agak sedikit kaget ketika melihat dia sekarang sudah sebesar ini (berasa tua gitu deh, haha). Aku sih senengnya ngeliat dia sepertinya berada di jalan yang benar dan bakalan jadi promising Korean actress yang bakal kuikutin film-filmnya karena aktingnya tambah mateng dan dia pintar untuk memilih karakter-karakter menarik yang bisa diperankan, seperti di film ini. Karakter yang dia mainkan, walaupun aku sebelumnya banyak melihat film dengan karakter seperti ini, bukan karakter yang mudah untuk dimainkan aktris yang masih muda. Dia harus bisa mendalami dan mengerti jalan pikiran anak perempuan ini yang kuanggap cukup berbeda dibandingkan anak perempuan di usianya dan untungnya, dia bisa menghidupkan karakter itu dengan baik dan menarik. Aku suka macam-macam ekspresi yang diperlihatkan oleh Kim Sae Ron di film ini, beberapa bikin aku kasian, muak, dan bertanya-tanya. Bae Donna pun juga menunjukkan kualitasnya saat memainkan film ini. Pada awalnya perannya terlihat sangat biasa, tapi lama kelamaan dia bisa menunjukkan betapa kompleks peran yang dia miliki. Dia bukan sekedar polisi wanita yang ingin menunjung tinggi keadilan untuk orang-orang di sekitarnya, tapi aku bisa merasakan kalau karakternya ini juga ingin diberikan suatu keadilan oleh orang-orang di sekitarnya. Dia tidak ingin orang lain memandang dengan aneh karena masalah personal yang dia miliki. Film ini keren dengan segala kompleksitasnya dan juga walaupun banyak isu yang bisa ditemui di film ini, film ini tidak lupa untuk mengakarkan pada satu inti masalah yang menjadi basis dari film ini. ‘A Girl at My Door’ benar-benar menyajikan pilihan tema yang menarik dan pintar untuk menceritakan tale seorang anak perempuan yang membutuhkan tempat perlindungan.

 Tidak lupa aku naro trailer disini untuk mengundang orang-orang menonton film ini


 (take a sip of the trailer!)

Credits:
One Ring Korean Film Trailers @youtube 

Wednesday, September 16, 2015

About a Film: It Follows (2014)









Sebenarnya rada telat kalo baru ngasih review sekarang, tapi ya sayang juga kalo ngga nulis apa-apa tentang film ini soalnya film ini sempet happening banget waktu pertama-tama rilisan. Singkatnya sih, beberapa, kebanyakan orang yang kutanyain tepatnya, banyak yang demen film ini. Ya kalo menurutku sih, film ini ngga jelek sih, premisenya lumayan kok walaupun it’s so simple. Bisa dibilang kalo judul film ini sudah menjelaskan semua tentang film ini. Film ini tentang sesuatu yang mengikutimu, ya udah sih itu aja. Kamu diberitahu kenapa ‘sesuatu’ itu bisa mengikutimu dan gimana caranya kamu menghentikan ‘sesuatu’ itu mengikutimu (yang sebenarnya menurutku adalah gampang buat dilakuin sama remaja disana, tau deh kalo disini, lol). Cuman ya sama film ini ‘cara gampang’ itu dibuat sulit ditambah dengan emosi si tokoh yang berombang-ambing karena dia diikutin sesuatu yang ngga jelas darimana antah berantahnya. Film ini sebenarnya film yang harusnya mudah untuk terselesaikan, tapi ya sama si sutradara, film ini dibikin ribet dan untungnya cara si sutradara bikin film ini lebih ribet masih bisa diterima sama aku sebagai seorang penonton. Ya, disinilah aku pay respect to the director. Ngga gampang lho buat sesuatu yang simple itu jadi sesuatu yang ribet. Dan aku sukanya sih, si sutradara berhasil buat bikin film ini benar-benar terlihat dari sisi pandang seorang remaja yang pikirannya ngga seribet orang dewasa yang harus ini dan itu. Dari film ini, aku bisa lihat gimana cara seorang atau sekumpulan remaja solve sama issue yang mereka ngga tau dengan pasti darimana asalnya dan tentang apa itu dengan jelasnya. Mereka cuman dapat info tentang ‘sesuatu’ dari mulut ke mulut, ngga sampe cari tahu tentang sesuatu itu dengan lebainya. Coba bayangkan kalo yang diteror itu sekelompok orang dewasa, mesti ceritanya akan lebih kompleks dengan alur cerita dimana para pemerannya pasti akan melakukan pencarian informasi tentang ‘sesuatu’ disana sini, atau mungkin lengkap dengan eksperimen buat memusnahkan ‘sesuatu’ sampai habis. Pokoknya jadi lebih ribet lah, kalo yang diteror ini orang dewasa.

Nah, kalo diliat dari plot ceritanya, introduction film ini menurutku terlalu ‘wah’ dibanding dengan apa yang akan kuharapkan terjadi pada adegan-adegan selanjutnya karena adegan setelahnya ya ternyata ngga se-attraktif pembukaannya, menurutku. Dan kalo untuk sebuah film horror-terror remaja sih, aku bisa bilang kalo film ini cukup harmless. Kamu ngga bakal nemuin adegan berdarah-darah yang berlebihan dan adegan kejar-kejaran yang lebai dan penuh dengan teriakan sana-sini (well, ada sih, tapi ya ngga lebai). Film ini cukup ringan menurutku, typical your saturday night movie yang bisa ditonton bareng temen-temen tapi ya ngga pake jejeritan lebai. Cuman cara si sutradara menggambarkan ‘sesuatu’ yang mengejar bisa cukup menahan nafas sih. Si sutradara bisa aja nyiptain ‘sesuatu’ dari berbagai versi dan masing-masing dari ‘sesuatu’ punya sisi charming tersendiri (atau sisi pervy sendiri-sendiri, lol) yang bikin mereka mengejutkanku. Terlepas dari kejutan-kejutan yang ada tiap ‘sesuatu’ itu mengikuti si pemeran utama, film ini cukup sepi dibandingkan film-film horror-terror yang biasanya kuliat, aku malah ngerasa kalo film ini ada kalanya malah ngingetin aku sama film ‘Drive’ yang rame-ramenya ada di beberapa adegan dan selebihnya kerasa sepi. Sebenarnya sih malah suasana seperti itu bagus, saking sepinya, terror yang dirasakan malah dapet banget buatku. In general, film ini ngga jelek menurutku, it’s worth a try, tapi emang rada overrated sih kemunculannya karena it’s not that beyond my expectation. But, it’s a matter of taste after all, tiap orang punya selera dan referensi masing-masing buat nonton film. I’m kinda understand kalo ada orang yang bisa suka banget sama film ini.


 (take a sip of the trailer!)


Credits: Movieclips Film Festivals & Indie Films @ youtube

Wednesday, June 3, 2015

About a Film :The Treatment aka De Behandeling (2014)






       Bisa dibilang, film ini merupakan film yang mengawali perjalananku berburu film Eropa baru-baru ini dan seperti biasa, perjalanan ini dimulai dari sebuah film yang berbau thriller, karena aku lebih suka menonton film semacam ini. Nah, kali ini film yang kutonton, judulnya The Treatment atau dalam bahasa aslinya, berjudul “De Behandeling”. Ini film Belgium yang rilis akhir Januari tahun lalu. Filmnya berkisar tentang kehidupan seorang polisi dan kasus yang ditanganinya. Yah, kalo diliat dari sekelebat ringkasan seperti ini, film ini seperti film thriller pada umumnya yang bercerita tentang polisi yang berusaha untuk memecahkan kasus, tapi there are a lot of interesting points yang dimiliki film ini. First, film ini mengangkat sesuatu yang yang baru, (yah, at least menurutku), yakni kasus dimana anak laki-laki dilecehkan atau di-abuse secara seksual. Sepanjang aku nonton film ini, kasus seperti ini agaknya kurang diberikan perhatian secara penuh karena kebanyakan kasus pelecehan atau kekerasan secara seksual biasanya terkait dengan pihak-pihak heterogen, Tapi, disini filmnya menceritakan tentang kekerasan yang bisa juga dialami anak laki-laki sebagai korban. Well, it’s disturbing in some ways, imo. Ada beberapa adegan suggestive yang mungkin bagi beberapa orang cukup mengganggu. Second, film ini pintar. Pintar dalam segi ngewrapping segala sesuatunya sehingga pattern jelas dari film ini tidak terbuka sampai akhirnya di bagian ending-endingnya. Ada beberapa rahasia yang terbuka dan itu sebenarnya cukup mengganggu, kalau kamu benar-benar membayangkannya. Third, endingnya! Endingnya sangat-sangat…..real. Aku ngga mau bilang kenapa dan apa yang terjadi di endingnya, tapi kamu bisa mereasa kalau endingnya itu bener-bener merepresentasikan apa yang terjadi di kehidupan kita. Aku ngga mau cerita dari segi apa, tapi kamu pasti tahu sendiri kalau kamu sudah nonton filmnya.
            Well, in general, film ini menurutku entertaining, apalagi kalau kamu penggemar film detektif atau thriller yang suka menebak-nebak apa yang terjadi. Kemungkinan besar kamu akan suka film ini. Kalo diliat dari segi pace, film ini punya ketukan yang tepat. Tidak terlalu lambat, tidak terlalu cepat. Tapi mungkin kamu akan bingung dengan adanya beberapa karakter yang muncul, walaupun pada akhirnya kamu mengerti apa gunanya dari peran mereka disitu. Satu hal lagi, walaupun kamu kemungkinan akan mengalami hal yang sama denganku dimana aku merasa sedikit asing dengan bahasa ataupun aktor-aktris yang baru kukenal ini, hal ini sama sekali ngga bakalan mengganggu karena mereka punya kualitas akting yang cukup bagus. Aku sendiri terbiasa menonton film ini dengan seiring waktu dan bisa menikmati film ini dengan baik. In short, menurutku film ini recommended bagi pecinta film thriller ditambah lagi dengan bonus aliran plot yang agak susah ditebak, film ini pasti bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi penyuka film thriller dan detektif. Oiya, sinematografinya cukup bagus kok, kamu bisa menikmati beberapa scenery yang ditangkap dengan baik di film ini.

(take a sip of the trailer!)

Credits:
Eyeworks film@youtube