Showing posts with label Korean. Show all posts
Showing posts with label Korean. Show all posts

Sunday, October 30, 2016

About a Film: Missing You/ Neol Gidarimyeo (2016)

The only reason why the Devil can win because of the negligence of the good guys
(Nam Hee-Joo)


Director: Mo Hong-Jin
Screenwriter: Mo Hong-Jin
Cast: Shim Eun-Kyung, Yoon Je-Moon, Kim Sung-Oh
Runtime: 108 minutes
Origin: South Korea
Synopsis: After 15 years, a young Nam Hee-Joo have to deal with the killer of her father

awas lho kalo ngga nonton!
I watched the movie after saw Shim Eun-Kyung’s performance in Miss Granny and it’s quite intriguing to see her in suspense-thriller movie. Yes, despite of the title which suited for a romance movie, this one categorizes as a thriller one. Thus, I spent no time in finding information about the movie and decided to watch it in the near moment. Well, I find it quite shocking because the movie is released in the early moment of 2016. This movie is definitely out of my radar! Whereas, I’ll always try to spend some time for finding some Korean thriller movies (you see, I favor Korean thriller movies). Plus, the cast of the movie is quite good, with Shim Eun Kyung as the lead actress; I’m expecting the movie will be a good one.
enak juga lantai dikoranin
The first scene of the movie is taken place in a court. A perpetrator named Kim Gi-Beom (Kim Sung-Oh) had his 15-year-imprisonment sentence as the result of his wrongdoing. Yet, the sentence was not the one that the families of the victims want and all of them were complaining about how unfair the result was. In the midst of the rage of the families’ victims, there was a -young little girl named Nam Hee-Joo (Han Seo-Jin) who saw the scene before her eyes in silence. She couldn’t say anything and didn’t know what to do, except to flee from the court room. Later, it was explained that Nam Hee-Joo was the family of the victim as her dad was killed by the offender. Because of the murder, she began to live in solitary with the support of her dad’s subordinates whom were policemen. She started to work in police office as a janitor while the policemen gave her a great care, including Detective Dae-Young (Yoon Je-Moon) and Section Chief Ban (Kim Won-Hae) who knew Hee-Joo’s father a lot and wanted to give Kim Gi-Beom a great punishment. Eventually, Kim Gi-Beom was out from the prison and ready to come back to the society. Yet, the moment he came out from the society, there were some people murdered, rather in the similar method as 15 years ago. The strange thing was the policemen already had their eyes to Kim Gi-Beom right after he came out from the prison and they didn’t find any proof if he was the one who committed the crime in this moment. Then, who was the real murderer? And how Nam Hee-Joo (Shim Eun-Kyung) dealt with her life when she knew Kim Gi-Beom was out from the prison?

tadinya kupikir ini film 'the Machinist'
As usual, Korean thriller movie usually begins with a tragedy. This movie has the similar opening as many other movies with the story of the lead character that loses her father due to unfortunate circumstance. This fact leads to the complicated life of the lead character as well-depicted by Shim Eun-Kyung. She lived alone, quite absorbed by Nietzsche’s thought about the good and the bad guy, and secretly investigated about the murder that Kim Gi-Beom did 15 years ago. Oddly, the movie is reminded me of I Saw the Devil which the lead character had an intention to do revenge by himself. Yet, I also find it different because Missing You is rather melancholic than I Saw the Devil because the movie is described from different perspective, it’s a movie of a young girl who’d lost her father. The bittersweet life which is led by Nam Hee-Joo sometimes seemed childish in its own way. On the other side, I can say that the movie is like Monster without any comical expression. It’s definitely darker and gloomier than Monster! Personally, I’m gonna say that the movie might be unoriginal in theme but, the plot is quite good. It’s confusing for the first glance (yes, I find some things that are better explained; but, they aren’t) but, the moment it progressed, it becomes an interesting development. Thumbs up to the final scene of Nam Hee-Joo and Kim Gi-Beom because it is…impressive and it definitely captures the sadness of a little girl who’d missed her parents. Last words, Missing You is a movie that you don’t want to be missed.


Credits:
Movies.Like @ Youtube

Friday, July 1, 2016

About a Film: Amsal/ Assasination (2015)

Long live Korea!


Director: Choi Dong-Hoon
Screenwriter: Choi Dong-Hoon and Lee Gi-Cheol
Stars: Gianna Jun, Lee Jung-Jae, and Ha Jung-Woo
Origin: Korea
Running time: 140 minutes
Synopsis: An assasination plot to glorify Korean resistance

Sure, she's a badass sniper in here
Kill or be killed
Menarik sekali, film Korea akhir-akhir ini tidak hanya tears and love and romance, tapi banyak film yang mulai mengeskplorasi jaman-jaman periodikal, seperti halnya film yang satu ini. Assasination merupakan film Korea yang digadang-gadang sebagai salah satu film paling laris di tahun 2015 yang memenangkan beberapa penghargaan di Korea dan melakukan premiere di beberapa film festival. Disutradarai oleh Choi Dong-Hoon yang sudah memiliki track record dengan menghasilkan The Thieves, Woochi, dan Tazza, film ini biasa dibilang film yang tidak main-main. Personally, film ini mengingatkanku dengan film-film konspirasi politik yang dekat dengan film produksi Cina. Well, apart with keterkaitan hubungan politik Korea dan Jepang yang ada di film ini, film ini malahan mengingatkanku dengan kota Shanghai jaman dulu. 
Having the time of their lives
Melihat beberapa nama besar yang ada di film seperti Gianna Jun, Lee Jung Jae, Ha-Jung Woo, Lee Kyoung-Young, film ini sayang sekali untuk dilewatkan. Oiya, ini juga kedua kalinya aku melihat duet antara Gianna Jun dan Ha-Jung Woo di satu film, mereka sepertinya menjadi sudah menjadi 'muse' dari beberapa sutradara dan pastinya powerful chemistry yang mereka tunjukkan di film ini juga sama kuatnya dengan di The Berlin File, film yang sebelumnya aku tonton. Satu hal yang menarik di film ini, Gianna Jun tidak hanya berperan sebagai satu karakter, tetapi dua karakter dan aku ngga tau apa ini sedikit biased atau tidak, tapi performa akting Gianna Jun semakin bagus dibanding pertama kalinya aku melihat dia di Windstruck. Tiga nama lainnya, Lee Jung Jae, Ha-Jung Woo, Lee Kyoung-Young juga bukan nama yang asing di dunia film thriller dan masing-masingnya punya torehan sejarah yang cukup baik. Dan nama-nama lainnya seperti Oh Dal-su, Cho Jin-Woong, Cho Seung-Woo juga tidak seharusnya terlewatkan untuk disebutkan. Sebenarnya sih, hampir semua nama di film ini punya track record yang bagus dan rasanya hampir tidak adil untuk tidak menyebutkan mereka semua berhubung pemain di film ini hampir seperti dream team, every cast is perfect.
Let's meet again
Untuk plot film ini, secara sederhana, aku bisa bilang kalau film ini tentang pembunuhan berencana. Tapi, tidak sedangkal itu, banyaknya pihak yang tergabung dalam pembunuhan berencana ini membuat film ini penuh dengan konspirasi yang rumit. Agaknya film ini seperti Valkyrie dan Inglourious Basterds yang dicampur dengan Infernal Affairs, bukan film dengan tema yang baru. Tapi, dengan Korea sebagai pemain utama dari film ini, tentunya ada perspektif yang terbaru yang bisa dilihat dari film ini. Sisi lain yang bisa dilihat dari dunia politik di Korea yang dipengaruhi oleh kependudukan Jepang. I don't want to spill the bean about the story, but I think plot yang barusan yang kusebut sudah menunjukkan cerita seperti apa dalam Assasination ini. Lebih jauh lagi, film yang berdurasi selama 2 jam ini lebih, benar-benar berhasil membuatku untuk tetap menonton tanpa adanya rasa bosan. Film ini entertaining walaupun perlu waktu yang lama untuk menontonnya. Well done, certainly recommended to watch.

(take a sip of the trailer!)

Credits:
Movieclips Film Festival & Indie Films @ youtube for the trailer

Monday, June 27, 2016

About a Film: Big Match (2014)

Let's get this asshole
(Choi Ik-Ho)

Director: Ho Choi
Screenwriter: Roy Kim
Stars: Lee Jung Jae, Shin Ha-Kyun, BoA
Origin: Korea
Running time: 112 minutes
Synopsis: A fighter needed to play a match to rescue his brother

Pas banget, film ini mengangkat beladiri MMA (bener ngga nih?) yang lagi happening dimana-mana. Di Indonesia sendiri, ada channel swasta yang nanyain pertandingan beladiri ini juga dan kayaknya penonton lumayan banyak. Intinya, bisa dibilang film ini pas banget karena ngangkat beladiri yang lagi banyak-banyaknya digemari orang, di Indonesia sama di luar negeri.
Ace's madness in starting the game
Big Match adalah film aksi komedi yang disutradarai oleh Choi Ho dan aku sih jujur aja belum tau tentang track record sutradara yang satu ini dan Big Match ini jadi penentu apakah aku bakal bisa berharap dengan sutradara ini atau ngga. Untuk aktor dan aktris film ini, ada banyak nama besar yang menaungi film ini. Bayangin deh, ada Lee Jung Jae (Assasination, The Face Reader, Il Mare), Shin Ha-Kyun (No Mercy for the Rude, Welcome to Dongmakgol, Save the Green Planet), and BoA (ngga perlu dijelasin dia ini siapa). Untuk plot, cerita ini berkisah tentang seorang petarung bernama Choi Ik-Ho yang diancam oleh seseorang yang misterius bernama Ace untuk memainkan game yang sudah dia persiapkan. Kalau dia tidak mau bermain, maka saudara laki-lakinya telah diculik yang akan mendapatkan akibatnya.
Film ini penuh dengan aksi laga yang menampilkan betapa atletisnya Lee Jung Jae. Banyak adegan yang mengharuskan dia untuk beraksi selincah dan segesit mungkin. Ngga kebayang betapa lamanya persiapan dia untuk main film ini atau dia memang dari awalnya biasa berolahraga seperti itu. Film ini juga dipenuhi dengan berbagai scene yang komedi yang bikin aku ketawa. Karakter Choi Ik-Ho yang dia perankan adalah karakter yang bisa dibilang cukup polos dan awalnya dia tidak percaya kalau saudaranya benar-benar diculik. Namun, pada akhirnya, dia tahu kalau permainan yang sudah dipersiapkan oleh Ace bukanlah sebuah permainan biasa, nyawa saudara laki-lakinya benar-benar dipertaruhkan disini.
I believe I can fly
Selain Lee Jung Jae, kemunculan Shin Ha-Kyun sebagai Ace juga membuat film ini semakin menarik. Karakternya bisa dibilang lucu tapi di balik itu, dialah villain paling berbahaya yang sudah menimbulkan kekacauan di hidup Choi Ik-Ho. Belum lagi, adanya BoA di film ini membuat film ini semakin menarik. BoA bukan hanya sebagai pemanis di film ini, tapi dia turut menampilkan beberapa aksi laga disini.
Beware of BoA's punch
Hampir sesuai dengan judulnya, Big Match menampilkan 'pertandingan besar' dimana ladang permainan Choi Ik-Ho berpindah-pindah dan dia harus siap untuk beradaptasi dengan permainan yang sudah direncanakan oleh Ace. Kalau diliat-liat sih, film ini hampir mirip dengan film Arena yang dimainkan Samuel L. Jackson dan Kellan Lutz. Bedanya film ini bisa tampil dengan lebih lucu dan tidak se-gore dibandingkan film Arena. Buatku, Big Match benar-benar entertaining dan aku ngga bosen-bosennya nonton film ini.

(take a peek first)

Credits:
Asianwiki for film poster
FilmIsNow Movie Trailers International @ youtube for the trailer

Sunday, March 6, 2016

About a Film: No Tears for the Dead (2014)



After The Man From Nowhere, Lee Jeong-Beom made another movie. This is it, No Tears for the Dead which also "a stranger" helps "a stranger". Well, not quite a stranger, Tae-Sik Cha (Won Bin) knew So-Mi Jeong (Kim Sae-Ron) a bit, but still Won Bin is "the man from nowhere". And now, Gon (Jang Dong-Gun) is also "the man from nowhere" who helps another stranger. Funny thing in here, I can't help to think that after saving the child in The Man From Nowhere, Lee Jeong-Beom wants to save the mother in No Tears for The Dead because the story is pretty similar. It seems he had a romantic idea about 'terminator man' protecting innocent people from the misfortune/bad surroundings.

About the cast. Actually, it's a bit weird for me to see Jang Dong-Gun as a bad man, even as an assassin because he always be the good guy in my dictionary. Okay, he's the good guy, in the end; but seeing him as an assassin is a big no-no. Yet, he might express an assassin in a good way, he's just not the right assassin-guy for me. And Kim Min-Hee, idk. I don't feel like anything special. She's just another heart-broken woman who lost her child. Then, I feel so excited to see Brian Tee in here. He's the bad guy in Tokyo Drift and he's appeared in the different style here. I almost think that he's Tadanobu Asano because he looks like him. The movie also has some foreign actors which make me think that Lee Jeong-Beom might want to make it as internasional as it can be by hiring them. Or just to make the 'assassin-vibe' is stronger than only having Korean assassin.

Well, the movie? I enjoy the movie, not as much as The Man From Nowhere, but yeah, it's an okay. Although it's a bit disappointing to compare it with The Man From Nowhere. The movie turns out to be an usual action thriller with no special feeling attached to it, for me. I don't know what is lack in the movie, but I have a feeling that the movie can a better one than this one. Good fighting scenes, anyway

(not a trailer, but a teaser can also be a good start, right?)

Credits:
Movieclips Film Festival & Indie Films @ youtube

Saturday, December 5, 2015

About a Film: A Girl at My Door (2014)




This is the perfect example why I need to set a perfect time to watch certain movies. Film ini, aku tahu kalau film ini bagus, tapi kalau aku nonton film ini sehabis nonton another film which impress me a lot, I end up comparing film ini dengan film yang sebelumnya kutonton dan akhirnya berakhir dengan anggapan kalau film ini sekedar film yang bagus tanpa ada perasaaan yang kuat. Padahal kedua pemeran utama di film ini cukup menjanjikan, Bae Donna dan Kim Sae Ron. Menurutku, mereka berdua merupakan kombinasi yang kuat untuk melihat betapa menariknya film ini. Tapi, ya itulah, terhalang dengan impression lain yang kupunya sebelum menonton film ini, film ini jadinya kurang….menarik buatku. Yet, I felt the urge to write something about this film karena aku tahu film ini menarik.

Film ini menampilkan cerita tentang seorang polisi wanita yang dipindahkan sebuah lokasi terpencil untuk menjadi chief police dan di tempat baru itu, dia bertemu dengan seorang anak perempuan yang sering dibully, entah oleh teman sekolahnya atau dengan orang tuanya. Dari situlah, dimulai hubungan antara polisi wanita tersebut dengan anak perempuan yang suka dibully itu. Menariknya bahwa si anak perempuan itu ternyata tidak se’lemah’ yang seperti diduga. Si anak perempuan bahkan bisa dibilang ‘possess’ sesuatu yang membuat orang orang di sekitarnya kewalahan, termasuk si polisi wanita ini. Sementara itu, polisi wanita yang diperankan oleh Bae Donna juga bukan sembarang karakter yang hanya menunjukkan kalau dia seorang polisi wanita. Polisi wanita ini pun terkait dengan suatu hal yang seringkali dianggap sebagai ‘masalah’ dan tabu di kalangan masyarakat banyak. Hal ini pula lah yang membuat polisi wanita ini dipindahkan ke sebuah lokasi terpencil dan akhirnya bertemu dengan anak perempuan itu. Keterkaitan konflik di antara kedua karakter ini akhirnya mulai terkuak dan bertemu di satu titik dimana keduanya harus dihadapkan dengan hal yang ingin mereka hindari, tapi untungnya pada akhirnya hal ini bisa dilewati dan akhirnya cerita ini berakhir dengan ‘bahagia’. Nah, disini aku pake tanda kutip untuk menulis kata bahagia untuk di akhir cerita ini karena akhir dari cerita kurang lebihnya sedikit membingungkan buatku, aku seperti dihadapkan kembali dengan akhir cerita ‘Old Boy’ walaupun sensenya tidak se’powerful’ ending dari ‘Old Boy’ tapi yah, ada sedikit kebingungan yang kumiliki saat melihat ending dari cerita ini. Dalam hal ini, aku lagi-lagi hanya bisa tersenyum kecut sambil mengingat-ingat kalau kebanyakan film Korea memang suka menyajikan ending seperti ini. Kita diajak bertanya-tanya dan menginterpretasikan sendiri kenapa endingnya bisa seperti ini. Yah, walaupun kecut, aku juga sadar kalau hal itu yang membuat beberapa film Korea terlihat sangat menarik di mataku. Intinya, film ini memang worth to try. Bukan hanya sekedar film untuk menghabiskan waktu senggang, tapi film yang bisa dibicarakan dengan teman karena ada beberapa isu menarik di dalam film ini. Pokoknya salut untuk July Jung yang sudah membuka debutnya dengan menyajikan film berkelas seperti ini dan aku harap ini bisa membuka path untuk July Jung untuk kembali menyuguhkan film seperti ini untuk meramaikan perfilman di Korea Selatan.

Nah sekarang, terlepas dari cerita di film ini, Kim Sae Ron emang paling cocok memerankan peran semacam ini. Aku mulai merhatiin dia sejak dia beradu akting dengan Won Bin di ‘The Man from Nowhere’ dan agak sedikit kaget ketika melihat dia sekarang sudah sebesar ini (berasa tua gitu deh, haha). Aku sih senengnya ngeliat dia sepertinya berada di jalan yang benar dan bakalan jadi promising Korean actress yang bakal kuikutin film-filmnya karena aktingnya tambah mateng dan dia pintar untuk memilih karakter-karakter menarik yang bisa diperankan, seperti di film ini. Karakter yang dia mainkan, walaupun aku sebelumnya banyak melihat film dengan karakter seperti ini, bukan karakter yang mudah untuk dimainkan aktris yang masih muda. Dia harus bisa mendalami dan mengerti jalan pikiran anak perempuan ini yang kuanggap cukup berbeda dibandingkan anak perempuan di usianya dan untungnya, dia bisa menghidupkan karakter itu dengan baik dan menarik. Aku suka macam-macam ekspresi yang diperlihatkan oleh Kim Sae Ron di film ini, beberapa bikin aku kasian, muak, dan bertanya-tanya. Bae Donna pun juga menunjukkan kualitasnya saat memainkan film ini. Pada awalnya perannya terlihat sangat biasa, tapi lama kelamaan dia bisa menunjukkan betapa kompleks peran yang dia miliki. Dia bukan sekedar polisi wanita yang ingin menunjung tinggi keadilan untuk orang-orang di sekitarnya, tapi aku bisa merasakan kalau karakternya ini juga ingin diberikan suatu keadilan oleh orang-orang di sekitarnya. Dia tidak ingin orang lain memandang dengan aneh karena masalah personal yang dia miliki. Film ini keren dengan segala kompleksitasnya dan juga walaupun banyak isu yang bisa ditemui di film ini, film ini tidak lupa untuk mengakarkan pada satu inti masalah yang menjadi basis dari film ini. ‘A Girl at My Door’ benar-benar menyajikan pilihan tema yang menarik dan pintar untuk menceritakan tale seorang anak perempuan yang membutuhkan tempat perlindungan.

 Tidak lupa aku naro trailer disini untuk mengundang orang-orang menonton film ini


 (take a sip of the trailer!)

Credits:
One Ring Korean Film Trailers @youtube 

Sunday, May 24, 2015

About a Film: Man on High Heels (2014)


          

         Brilliant performance, stunning story. Awalnya ketika pertama kali lihat judul film ini, aku sempet ngirain film ini adalah film komedi, karena judul film ini ngingatin aku sama Kinky Boots. Tapi, begitu liat genre film ini termasuk film thriller, aku agak sedikit bertanya-tanya tapi okelah, sejauh ini aku suka sama film thriller buatan Korea, apalagi sutradara dari film ini adalah Jang Jin, film maker Welcome to Dongmakgol, yang sudah berkali-kali aku tonton tanpa rasa bosan. Jujur, aku bukan penggemar Cha Seung Won, dan aku sama sekali ngga ada minat untuk nonton filmnya, bahkan ada beberapa filmnya yang masih tersimpan manis di HD-ku karena aku malas nonton, tapi film ini merubah cara pandangku kepada Cha Seung Won. Dia punya kualitas akting yang bagus, apalagi menurutku di film ini dia bisa memahami perannya dengan baik dan menciptakan karakter yang bagus.
            Well, tentang filmnya, filmnya meceritakan tentang dilemma seorang transgender. Ya, disini Cha Seung Won berperan sebagai transgender, seorang polisi yang transgender tepatnya. Pertama kali sih, aku berpikir kalau this film is too much. Menceritakan kisah hidup transgender sudah merupakan tema yang ‘berat’ untuk sebuah film, ditambah lagi pekerjaan yang dilakukan transgender itu adalah polisi. Kupikir Jang Jin terlalu berusaha dan memaksa untuk menciptakan sebuah kompleksitas di filmnya. Tapi, seiring dengan berjalannya film, aku mengerti kenapa dia memilih untuk menceritakan jalan hidup seorang polisi transgender. Semua menjadi logis, bahkan normal kalau hal ini benar-benar terjadi. Aku rasa Jang Jin mungkin sudah melakukan beberapa penelitian mengenai transgender karena film ini, paling tidak menurutku, berhasil untuk menunjukkan kehidupan seorang transgender. Bahkan film ini memperlihatkan betapa bedanya hidup yang dimiliki transgender dibanding gay. Menurutku film ini benar-benar jenius. Segala aspek yang muncul di tiap scene dipaparkan tanpa suatu kesia-siaan. Semuanya punya fungsinya masing-masing untuk menghidupkan cerita di dalam film ini. Satu lagi yang aku suka di film ini, Jang Jin benar-benar tahu bagaimana caranya membangun emosi di film  ini dan sebagai penonton, aku merasa seperti diajak naik roller coaster karena berjalannya scene di film ini membawaku untuk merasa tegang lalu terenyuh lalu tegang kembali. Benar-benar mind-blowing.
            Untuk para pemeran yang ada disini, aku benar-benar mengacungkan jempolku buat mereka semua. Semua pemeran disini melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Semuanya berhasil menciptakan emosi yang menjadi akar dari film ini. Untuk Lee Yong-Nyeo, aku sangat kagum dengan scene beliau ketika di dalam gereja. Bukan hal yang mudah untuk bisa membawakan peran sebagai transgender, tapi melihat akting beliau, seolah-olah beliau tahu bagaimana perasaan seorang transgender yang mengalami kegundahan. Adegan tentang cinta masa kecil yang diperankan Hong Tae-Ui dan Lee Dong-Gil juga sangat-sangat mesmerizing. Walaupun cuma berupa kilasan, adegan yang mereka perankan benar-benar menguras emosi. Aku bisa melihat kalau mereka bisa jadi aset yang sangat bagus bagi perfilman Korea dan semoga nantinya mereka bisa mendapat peran-peran bagus lainnya yang bisa membentuk mereka menjadi aktor berkualitas.
            Overall, film ini melebihi ekspetasiku. Ada banyak hal yang bisa kutemukan di film ini dan hampir semua bagian di film ini adalah bagian favoritku, baik itu cerita, pemeran, sinematografi, bgm, semuanya, semuanya perfect untukku. Film ini juga officially menjadi salah satu film favoritku di tahun 2014 dan aku harap akan ada banyak orang lagi yang menonton film ini, karena film ini benar-benar worth to watch. Last note, I’ll be damned if I don’t mention it, adegan dengan pak supir taksi dekat ending cerita benar-benar bikin aku terkesan, bahkan sampai suara pak supir taksinya itu cocok dengan atmosfir filmnya.

(take a sip of the trailer!)

Credits:
Park Seung Min@youtube

About a Film : 11am (2013)




           

              Hal pertama yang membuatku tertarik untuk menonton film ini adalah Jung Jae-Young. So far, dia tidak pernah mengecewakanku dalam menonton filmnya dan aku selalu suka menonton film ini. Jadi, ngga ada alasan untuk ngga nonton film ini. So, tentang film ini, jarang-jarang aku bisa nonton film Korea yang employ sci-fi di filmnya, jadi bisa dibilang aku ngerasa ada suatu aura yang baru di film ini. Tapi, kalau dibandingin sama film sci-fi lainnya, yang juga ada di Hollywood, ide ceritanya sih sebenarnya kurang lebih sama. Ngga ada sesuatu yang baru. Kayaknya aku ingat aku pernah liat film Hollywood yang jalan ceritanya kurang lebih sama dengan 11am ini. Cuman ya kalau mau liat gimana Korea bikin film sci-fi, ya film ini patut ditonton. Ini bukan film jelek kok, filmnya bagus, castnya lumayan, cuman idenya aja yang kurang fresh. Ya gimana lagi, film-film tentang sci-fi emang kisarannya kayak gitu. Aku sih ngga mau cerita gimana isi ceritanya, takutnya bakal spoiler, yang bisa kubilang this is the typical sci-fi movie that you usually had. Begitulah kira-kira/
            Untuk castnya sendiri, ya menurutku mereka lumayan bagus. Mereka bisa memainkan perannya masing-masing dengan baik. Jujur, agak susah untuk menilai akting mereka sih, soalnya mereka memerankan peran mereka masing-masing berdasarkan dengan instruktur peranan yang ada di suatu film sci-fi. Gini ya maksudku, menurutku di film sci-fi, sudah tercipta suatu struktur yang kokoh tentang siapa dan bagaimana mereka akan digambarkan. Yah, gampang ya tipikal gitu tokoh-tokohnya. Ya, tapi mereka bagus kok meraninnya. Aktingnya ngga mengecewakan lah.
            Nah, yang menurutku bisa diappreciate dengan baik adalah teknologi yang dibikin dan efek-efek yang dipakai di film ini. Ngga kalah lho sama film Hollywood. Perfilman Korea emang ngga kalah sih dibandingin Hollywood akhir-akhir ini. Dan film ini salah satu contoh kalau film Korea bener-bener a whole new level. Tapi, sebenarnya kalau ditilik-tilik, udah dari dulu film Korea employ efek-efek keren di film sci-finya kayak di film Natural City. Itu film jaman jabot lho dan mereka sudah bisa nyiptain visual yang keren. Kapan-kapan film Indonesia bisa ada teknologi kerennya kayak gini. Kalau sampai ada, aku bela-belain nonton di bioskop kali.
            Harapannya sih film sci-fi Korea bisa lebih lagi daripada ini. Sekali lagi ya, ini bukan film jelek, tapi aku ngarepnya sih ada sesuatu yang lain di film ini. Biasanya film Korea bisa nyiptain sesuatu yang fresh dibandingin sama formula yang sudah dibentuk film Hollywood. Dan semoga film sci-fi bisa sama majunya dengan film-film Korea genre lainnya. Bagi penyuka film sci-fi, film ini bisa dicoba ditonton dan bagi penggemar film Korea, ada Jung Jae-Young yang seperti biasanya memberikan performanya yang bagus dan film ini bisa dijadikan escapism buat film Korea yang biasanya bertemakan berat di segi drama dan romance. Satu kutipan menarik dari film ini:
I understand the world, but not why it is the way it is

(take a sip of the trailer!)

Credits:
World Movie Trailers@youtube

Tuesday, January 21, 2014

About a band : Ban Zelt (반젤트)

Yes, it's always interesting to find Korean glam rock. At my previous post, I write about Angel Heart, Korean glam rock or you may say it  Korean-visual-kei if you're familiar with this thing.
This time, I'll talk about Ban Zelt (반젤트)

 (Haunted jealously? no)

Members are :
Vocal - Min Ho
Guitar - Riu
Guitar - J
Bass- U-Jin
Drum -

They're quite a new band and just throws a single / demo entitled "Butterfly" at 2013.12.02
You may hear the demo on the youtube in their official account :
https://www.youtube.com/user/banzeltband?feature=watch

Imo, I think they have a good music but, they need to make some improvement on the vocal because it's a bit crappy. Well, I don't mind a crappy vocal but, I don't know if they are many people like a crappy one like me. Furthermore, music scene in Korea is kinda harsh for un-Kpop-things. I think they have to be A SUPER DUPER GREAT BAND to make it.
Now, I just hope there are some VisKei fans out there who can make they are recognizable by throwing a fact "OH, I FIND KOREAN VISKEI BAND". Just like I did.

(PS. just saw the influences on the facebook and now I know how they can come up with this viskei band)

Official facebook : https://www.facebook.com/banzeltband
Official website : http://cafe.naver.com/banzelt
Support the band, kudasai!

Sunday, December 15, 2013

About a band : Monolead

ONE MOAR PEOPLE!!!
I feel productive today and there is no way I don't post this wonderful band. I played their song all night long, seriously. My computer may kill me because I haven't turned it off since yesterday and make it play the same song over and over, lol.
This is the wonderful band that hijacked my heart and soul, lmao

MONOLEAD

The picture is also hard to find, why people?

Too bad, there is just a few information about them. I feel like they are just too underrated, thanks to those boybands and girlbands who absorbs a lot attention. This is the only information that I've got in their last.fm page.
(모노리드) Monolead is South Korean indie band, Debuted 30. Nov 2000.

구성원 (Group Members):
- 이여현 (Iyeohyeon)- 보컬, 프로듀서, 작곡, 작사, 편곡 ( vocals, producer, composer, lyricist, arranger)
- 최용준 (Choeyongjun) - 베이스 기타 (bass guitar)
- 이신영 (Lee Shin Yeong) - 드럼 (drums)

Bah! They need much more attention, especially if you're into ballads. The vocalist has a low and nice voice, it blends with smooth, lingering sounds. It's too good and makes my heart flow and hurt at the same time (lol, I know I have a problem with expressing and describing something). This is definitely the music that you want to hear when you're broken or feeling nostalgic about something.
Now, since they are too underrated and has a few information, I decide to put their music here as much as possible and lemme know about your thoughts about it.

Almost Blue



Film 2-607


Spathiphyllum


Finally, I find one of their live! And it's my favorite song!

 ugh! what's wrong with the hair and it seems I prefer the recording version if you know what I mean, hahaha

Hope they get much recognition and gain more fans. Being indie doesn't mean you only has a few listeners, rite?

Credits :   http://www.last.fm/music/MonoLead

koreadaebak, aiwishkr, 아름한 @ youtube

Monday, October 29, 2012

About a band : Angel Heart

Now, after a (not too) long hiatus, I'm back, ready to post a new band here. They are not too new though, but I'd just find out about some weeks ago. They are Angel Heart


They are a Visual Kei band in 90's era so, if you like Syndrome, After Image, and some other 90's Visual Kei bands, you may check about this band because they sound good. This band is one of rare Visual Kei bands which is existed in Korea. Sadly, there is no news about them anymore and they just disappeared. Too bad.

And about their songs, I find some in yt and just fall in love with them. This one is the first song that I've heard from them and I think the vocalist has a slight similar voice with Riku


(credit : manabudark Dix @ youtube)
Not bad, huh? This one is truly my favorite. If you don't pay attention a lot, you may think this is a song from Japanese 90's Visual Kei bands (just like me who later understand that he speaks Hangul)

I put some description about them from lastfm :
 Angel Heart was formed in the year of 1999, becoming Korea’s first ever major visual rock band, inspired by the early visual kei scene of Japan. Consisting of four members at the time, Sopia [currently named Kaiser], Serra, Ruiza, and Jimmy spearheaded a revolution in the music industry by introducing their own unique sound and lending a hand in raising the popularity of rock music in Korea.

On March 8th of 2000, Angel Heart’s first mini album, Poem of Angel was released, which included six tracks excluding a filmed bonus, two music videos and two instrumental tracks. The featured songs, Scarlet Eyes and Desire Love received the most attention from the mini-album, but the band itself was not gaining enough attention to be publicly recognized on a wide scale. Mention of them was swiftly diminishing over the next couple of years, and in 2001, Serra, Jimmy and Ruiza left Angel Heart due to military service and school-related issues, leaving vocalist Sopia by himself.

Afterwards, Angel Heart would undergo a prolonged hiatus without the slightest mention of future activity or even a new reformation of the band. Finally, three years later in 2004, Sopia discarded his name for a new one, Kaiser, and revived Angel Heart with five new members— Kaero, Dan, Kuma, Jiruji, and Horyong. With this, their second album, Rebirth, was released under the Kaiser Empire label on the 23rd of June, bearing fourteen complete tracks without any additional video footage or music videos. Additionally, Rebirth came out in two different types; Part 1 [white release] and Part 2 [black release]. The significance of the separate titles lies in two tracks of the fourteen on each album. The white release features two songs of a sweeter, lighter melody, Paradise and Forenoon, while it’s counterpart, the black release, bears Spilled Blood and Fade Heart; both of a much more dark nature. Rebirth proved far more successful than Poem of Angel, and allowed Angel Heart to engage in activity across the country once more as the band was in high demand after such improvement and absence from the public stage. Shotgun, the featured track of both versions of Rebirth received a lot of positive responses and was performed in the majority of Angel Heart’s concerts after the music video was also embraced.

Since then, mention of Angel Heart had spread to countries outside of Korea, and distribution of the albums were added to international online media stores such as yesasia.com, one of the most widely used net shops for asian and western media. Although information of the band remains very scarce [as the rock music in Korea is not quite as vast as pop, ballad or R&B] the availability of their work through these stores along with the devotion of their worldwide fans still keeps their name alive to this day.
Based on the explanation above, it's clearly that the band has two phases, considering the changing of the members. First phase, when Angel Heart consists of Sopia, Serra, Ruiza, and Jimmy.


(credit : manabudark Dix @ youtube)
and the second phase, when Angel Heart consists of Sopia/Kaiser, Kaero, Dan, Kuma, Jiruji, and Horyong.


(credit : manabudark Dix @ youtube)
Both of them are good, imo. But the most important : I CAN'T DECIDE WHETHER I'LL GO TO

DAN 

OR
KAERO


*le me


Here's Diru old song
v
http://www.youtube.com/watch?v=HrDC2A-EQXU&list=UUU3BwHp484ZsOH3n7usly3A&index=8&feature=plcp
enjoy!