Showing posts with label sci-fi. Show all posts
Showing posts with label sci-fi. Show all posts

Sunday, October 30, 2016

About a Film: Into the Forest (2015)

It's the right thing to do
(Eva)


Director: Patricia Rozema
Screenwriter: Patricia Rozema
Cast: Ellen Page, Evan Rachel Wood, Max Minghella, Callum Keith Rennie
Origin: Canada
Runtime: 101 minutes
Synopsis: Two daughters need to survive in the middle of forest after losing their father
Based on the novel Into the Forest by Jean Hegland

awas koen!
A film by Patricia Rozema, played by Ellen Page and Evan Rachel Wood. A director, two female lead actresses and my brain is just hypothesized by itself. Is it somehow related with feminist’s view or something near that? One thing that I know about the movie before I decide to watch it is it’s a survival movie. Okay, women and survival. I’m hoping there will be a zombie thing but, it’s just in my imagination. No one said about zombie in the movie. Instead, the movie is categorized as a science-fiction drama. So, I’m thinking there will be alien, but….yeah, maybe it’s about alien. Definitely.
waduh waduh
The movie introduces me with a family of three. A Dad (Callum Keith Rennie) and two daughters named Eva (Evan Rachel Wood) and Nell (Ellen Page). The two daughters had different personalities. Eva was…calmer than Nell. While Nell was always complaining everything straightly, Eva always kept everything in her mind. One day, a certain event made some changes in their lives. There was an outage and suddenly, they needed to learn how to live without power, in a secluded area since they live in the middle of forest. Fortunately, their father knew how to handle the situation and they could live without having a hard time; even though, the daughters started to complaint about how the things changed. Things turned worse when the father died in an unfortunate accident. The stress between the daughters began to swell up and they started to fight each other. The more they lived without the power, the more they began to realize how different they were. Then, in one rainy night, Eli (Max Minghella), Nell’s boyfriend, came to their house and he invited Nell to come with him. To go to the place where the people gathered, so they could live without holed up in the house without power. So, what would Nell do? Would she leave her sister alone or she just stayed with her, despite of all the fighting that they had?
aku syedih
After I see the movie, I feel like praising myself because I can finish the movie without any intention to skip any scene. You see, there is no alien, at all, in the movie. It’s purely drama with….yeah, I know why it’s a science-fiction movie. Usually, a drama movie like this will bore me, certainly. But, this one isn’t. I can emotionally relate to this movie because I have a sister and we had…our problems. Yet, I love my sister and I’ll help her if she needs any help. This movie shows me the depth of sisterhood, in the hardest moment. Another thing, just like the title, Into the Forest depicts how people lived without any power. I figured that the movie and the novel (since the movie based on a novel) can be a perfect study for Eco criticism where people need to give a deep thought about the environment. I think both the writer of the novel and the director of the movie want me to realize the dependence of people with power and somehow, they want us to see that we need to go back into the forest, back to nature, where the things won’t be rotten and expired. Solid performance from Evan Rachel Wood and Ellen Page because the two of them need to do many things in here. Hunting, chopping wood, skinning pig, and many others to show their struggle, living in the middle of the forest. I’d also admire how Patricia Rozema captures the moments and put it together in one beautiful movie. Nice! And no alien, my bad.


Credits:
A24 @ Youtube

Thursday, October 6, 2016

About a Film: The Martian (2015)

Mars will come to fear my botany powers
(Mark Watney)


Director: Ridley Scott
Screenwriter: Drew Goddard
Casts: Matt Damon, Jessica Chastain, Jeff Daniels, Kristen Wiig
Origin: USA
Running time:
Synopsis: A man stranded alone in Mars
Based on Andy Weir's The Martian

waduh, sapa nih matiin lampu
Awalnya aku pikir film ini spinoff dari Interstellar karena ada foto Matt Damon di posternya dan beberapa orang yang pernah nonton sebelumnya juga bilang kalau film ini tentang Matt Damon yang ketinggalan di satu planet. Well, kebetulan benar-benar pas, mengingat karakter yang dimainkan Matt Damon di Interstellar juga tertinggal di satu planet. Based on that information, akhirnya aku memutuskan untuk nonton film ini, karena sebenarnya sci-fi with all these planet stuffs bukan film yang biasanya akan kutonton. Then, in no time, I was ready to watch it.

kurus dah gua pake kostum berat gini
Film ini dimulai oleh sebuah tim NASA yang sedang melakukan penelitian di planet Mars. Mereka terdiri dari seorang komandan bernama Lewis (Jessica Chastain) bersama beberapa kru termasuk Martinez (Michael Pena), Watney (Matt Damon), Beck (Sebastian Stan), Johannsen (Kate Mara), dan Vogel (Aksel Hennie). Satu hari, mereka sedang mengumpulkan beberapa contoh yang bisa dibawa untuk diteliti dan tiba-tiba datanglah sebuah tanda bahaya yang mengindikasikan jika mereka akan menghadapi sebuah badai yang besar. Komandan Lewis pun memutuskan untuk pergi dari planet itu walaupun mendapat penolakan dari salah seorang krunya, Watney. Di tengah-tengah usaha mereka untuk pergi dari planet itu, badai semakin kuat dan membuat salah satu bagian pesawat mengenai Watney. Watney pun terlempar jauh dan komandan Lewis pun tidak bisa berbuat banyak dan harus membuat keputusan untuk pergi tanpa Watney walaupun dia dan kru lainnya merasa berat untuk meninggalkan planet itu tanpa Watney. Tak lama setelah itu, NASA pun memberikan pernyataan resmi bahwa Mark Watney telah meninggal dalam evakuasi yang dilakukan rekan-rekannya semalam. Tidak ada satu orang pun yang tahu bahwa sebenarnya Watney masih hidup dan dia harus bertahan hidup di tengah-tengah planet antah berantah. Tapi, apakah dia akan diam saja menunggu hari akhirnya di planet itu atau akan bertahan sampai akhirnya ada orang di bumi yang tahu kalau dia masih hidup? Silakan ditonton saja sampai selesai.
"hey there" "hey you, too"
Film yang menurutku lebih bertemakan survival daripada sci-fi ini mengingatkan aku dengan film Cast Away. Bedanya sih, terdamparnya sangat jauh dan mungkin kalau dipikir-pikir beberapa tahun lebih awal, film dengan plot kayak gini sepertinya terlalu menakjubkan dan berlebihan untuk terpikirkan. Paling tidak, aku pasti akan berpikir bahwa film tentang seseorang yang harus bertahan hidup di satu planet tanpa ada seseorang pun yang tahu benar-benar exaggerating. Kalau filmnya tentang satu orang terdampar di satu pulau seperti Cast Away barulah terasa masuk akal. Tapi, this is it, muncullah film seperti ini. Film survival dipenuhi dengan berbagai eksperimen Watney untuk bertahan hidup dan sebuah keuntungan karena Watney adalah seorang botanis, jadi dia bisa memikirkan bagaimana caranya menumbuhkan sesuatu di planet Mars yang terkenal tandusnya ini. Film ini film ‘pintar’. Well, pintar karena aku disuguhi berbagai macam istilah tentang space, pertanahan, dan tentu saja, tumbuhan. Untungnya pengemasan film ini tidak membuatku merasa kalau semua istilah itu adalah hal yang rumit. Film ini gampang dicerna. That’s a good point, seeing the movie is a part of sci-fi movies. Another thing, film ini juga bagus dalam menggambarkan dilema NASA ketika mereka harus menghadapi ‘keadaan’ terkait dengan Mark Watney. Ada selipan beberapa dialog lucu yang membuat sedikit tersenyum, but no tearjerker moments. Certainly no, jadi aku tidak mengkategorisasikan film ini bakalan sejenis Armageddon yang bikin beberapa orang nangis seember, bahkan pada saat mereka mendengar lagu Aerosmith. Generally, I’ll say film ini bisa jadi dibuat untuk menunjukkan how excellent NASA is dan orang-orang di baliknya. Dan, efeknya buatku, aku mengakui kalau film ini film ‘pintar’, tapi apakah film ini meninggalkan kesan mendalam? Kalau buatku sendiri, film jenis ini bukan film favoritku tapi, okelah ya, mengingat film ini ngga bikin aku jengkel dan kesal karena ngga sesuai dengan apa yang ada di kepalaku. Last thing, setiap orang pasti punya bagian favorit scene di suatu film dan ridiculously bagian kesukaanku adalah kapanpun body double Matt Damon muncul dalam scene. It was so obvious that I always laugh. And almost forgot about it, this movie has nice collection of songs! And there were so much music in here than Alien back there! And the cinematography is so damn good, but it's Ridley Scott anyway, he knew how to do it ever since I wore my diaper

(trailer, trailer)

Credits:
20th Century Fox @ youtube

Monday, June 27, 2016

About a Film: PK (2014)

Which God should I believe?
(P.K.)


Director: Rajkumar Hirani
Screeenwriter: Rajkumar Hirani, Abhijat Joshi
Stars: Aamir Khan, Anushka Sharma, Saurabh Shukla, Sanjay Dutt
Origin: India
Running time: 153 minutes
Synopsis: A stranger from outer space came to earth to question about God

Bukan Penjahat Kelamin yak, film ini jauh dari itu. Peekay disini artinya mabuk. Film ini agaknya membuka jalan yang sudah diperlebar sebelumnya oleh Three Idiots. Dengan lagi-lagi menampilkan Aamir Khan sebagai pemeran utama dan aku pun sudah memperingatkan diriku sendiri kalau film ini pastinya akan jadi film yang menyedihkan.
Where is God?
Awal dari film ini dimulai dengan kedatangan P.K. yang diperankan oleh Aamir Khan dan he's completely naked in here, yah di beberapa adegan awal sih, haha. Film ini agak mengingatkanku dengan film Koi Mil Gaya yang punya ide cerita yang lumayan mirip. Makhluk extraterrestial yang datang ke bumi dan makhluk tersebut bertemu dengan manusia yang akhirnya membantunya tinggal di bumi. Tapi, film P.K. ini memberikan isu yang cukup berat karena film ini bukan sekedar film tentang boy meets girl. Ada problem yang lebih kuat daripada itu, yakni masalah hubungan India dan Pakistan yang di film ini digambarkan cukup renggang (idk for the real life) dan juga soal perbedaan agama. Isu ini nantinya yang akan dianulir oleh P.K. Kupikir film ini mau memberikan konsep kalo cinta itu universal, tidak mengenal perbedaan and whatsoever.
Love story is a must
Film ini punya unsur komedi, drama, sci-fi, satire, pokoknya campur-campur dah. Aku sih senang menonton film ini karena konflik yang ditunjukkan bagus dan cinematografi film ini bagus. Pertama kalinya aku melihat India di sisi lain di film ini karena film ini mau menampilkan ugly truth yang ada. Belum lagi, Aamir Khan ikut join di film ini dan aktingnya yang sudah tidak diragukan lagi kredibilitasnya. Innocently, dia memerankan P.K. yang mempertanyakan soal Tuhan. Film ini sebenarnya bukan film yang ringan, tapi sutradaranya dengan mudahnya membuat film ini seringan mungkin, tanpa membuatku pusing untuk memahami tentang film ini.
P.K versus Tapaswi
Anushka Sharma yang menjadi lawan mainnya Aamir Khan disini juga memberikan performa yang baik. Dan juga ada Sanjay Dutt disini dan untungnya disini, karakternya bearable. Rasanya seperti nonton Nicholas Cage di Face Off, jadi okelah. Aku seneng-seneng aja nontonnya. Lagu dan tarian masih jadi elemen terpenting dari film India, termasuk di film ini. Intinya sih, aku merekomendasikan untuk siapapun yang belum nonton film ini, buat nonton film ini. Plus point, ada Aamir Khan di film ini, haha. Aku bingung dah berapa umur Aamir Khan waktu main film ini karena dia masih terlihat muda. Sama seperti beberapa tahun lalu, ketika aku liat dia di Mann.

(enjoy the journey)

Credits:
Movieclips Film Festival and Indie Films @ youtube for the trailer

Friday, April 1, 2016

About a Film: As Above, So Below (2014)

I want the truth
(Scarlett Marlowe)


Director: John Erick Dowdle
Screen writer: John Erick Dowdle and Drew Dowdle
Stars: Perdita Weeks, Ben Feldman, Edwin Hodge
Origin: USA
Run time: 93 minutes
Sinopsis: An arkeolog who continue her father's quest of philosopher stone

Found footage movie is real hit these days and the people there seemed never feel bored to make a movie with this kind of premise and this movie is being of it. At first, I decided to watch this movie because it's sci-fi thriller (I like to watch this genre recently) but I felt a bit bothered when I found that this a found footage movie. It's kind of enough for me to watch this type of movie but, I gave it a try, Well, this movie is....a bit promising because it's bit different than the other found footage movies which always (not always) about the ghost and its appearance. This one talks about alchemist and I found it pretty cool. The story begins with an arkeolog named Scarlett hunts 'Rose Key' which turns out to be the key of his father's quest of philosopher stone.
I'm not a fan of alchemist, though it's pretty amazing for this movie to employ the idea of alchemist. There are some tricks that amazes me and one of them is when Scarlett tries to uncover some writing based using cleaning products. The fire sparkles and that's just wow. It's rare for me to see this kind of scene in the movie and the director can present the sophisticated scene in a good way. Well, when I saw this scene, actually I thought that this movie is a bit better than I think. Well, that's until I saw this figure.


A pale-faced woman? No. No way. This won't be just a science thriller. A woman who looks like a ghost definitely will change how the movie will move forward (imo). I mean, a mysterious figure  with a pale face will always give you a notion about a horror atmosphere, which usually related with ghost or whatsoever. For me, this figure can be a tricky character for this kind of movie, whether this movie will stay in the science-fiction or just fall into horror category. Then, it just turn out that, yes, the science fiction is slowly mixed with the horror and eerie atmosphere. Fortunately, it's still watchable and for the record, this movie is not recommended for the ones who is claustrophobia because, yes, as Scarlett and her group dig more into the philosopher stone's tale, they need to come below the city of Paris to hunt the stone. There are some times that they need to crawl over human bones and walk into a narrow tunnel and also swi, etc. Well, this movie just present every worse moments for claustrophobia people. Other than, there are also the appearance of 'creatures' that haunt them into finding the real philosopher stone. It's pretty cliche. In sum, saw a promising premise but, it's just an okay for me.

(it's amazing that it's in Paris. Kinda remind me of The Da Vinci Code)

Credits:
IGN @ youtube

Sunday, May 24, 2015

About a Film : 11am (2013)




           

              Hal pertama yang membuatku tertarik untuk menonton film ini adalah Jung Jae-Young. So far, dia tidak pernah mengecewakanku dalam menonton filmnya dan aku selalu suka menonton film ini. Jadi, ngga ada alasan untuk ngga nonton film ini. So, tentang film ini, jarang-jarang aku bisa nonton film Korea yang employ sci-fi di filmnya, jadi bisa dibilang aku ngerasa ada suatu aura yang baru di film ini. Tapi, kalau dibandingin sama film sci-fi lainnya, yang juga ada di Hollywood, ide ceritanya sih sebenarnya kurang lebih sama. Ngga ada sesuatu yang baru. Kayaknya aku ingat aku pernah liat film Hollywood yang jalan ceritanya kurang lebih sama dengan 11am ini. Cuman ya kalau mau liat gimana Korea bikin film sci-fi, ya film ini patut ditonton. Ini bukan film jelek kok, filmnya bagus, castnya lumayan, cuman idenya aja yang kurang fresh. Ya gimana lagi, film-film tentang sci-fi emang kisarannya kayak gitu. Aku sih ngga mau cerita gimana isi ceritanya, takutnya bakal spoiler, yang bisa kubilang this is the typical sci-fi movie that you usually had. Begitulah kira-kira/
            Untuk castnya sendiri, ya menurutku mereka lumayan bagus. Mereka bisa memainkan perannya masing-masing dengan baik. Jujur, agak susah untuk menilai akting mereka sih, soalnya mereka memerankan peran mereka masing-masing berdasarkan dengan instruktur peranan yang ada di suatu film sci-fi. Gini ya maksudku, menurutku di film sci-fi, sudah tercipta suatu struktur yang kokoh tentang siapa dan bagaimana mereka akan digambarkan. Yah, gampang ya tipikal gitu tokoh-tokohnya. Ya, tapi mereka bagus kok meraninnya. Aktingnya ngga mengecewakan lah.
            Nah, yang menurutku bisa diappreciate dengan baik adalah teknologi yang dibikin dan efek-efek yang dipakai di film ini. Ngga kalah lho sama film Hollywood. Perfilman Korea emang ngga kalah sih dibandingin Hollywood akhir-akhir ini. Dan film ini salah satu contoh kalau film Korea bener-bener a whole new level. Tapi, sebenarnya kalau ditilik-tilik, udah dari dulu film Korea employ efek-efek keren di film sci-finya kayak di film Natural City. Itu film jaman jabot lho dan mereka sudah bisa nyiptain visual yang keren. Kapan-kapan film Indonesia bisa ada teknologi kerennya kayak gini. Kalau sampai ada, aku bela-belain nonton di bioskop kali.
            Harapannya sih film sci-fi Korea bisa lebih lagi daripada ini. Sekali lagi ya, ini bukan film jelek, tapi aku ngarepnya sih ada sesuatu yang lain di film ini. Biasanya film Korea bisa nyiptain sesuatu yang fresh dibandingin sama formula yang sudah dibentuk film Hollywood. Dan semoga film sci-fi bisa sama majunya dengan film-film Korea genre lainnya. Bagi penyuka film sci-fi, film ini bisa dicoba ditonton dan bagi penggemar film Korea, ada Jung Jae-Young yang seperti biasanya memberikan performanya yang bagus dan film ini bisa dijadikan escapism buat film Korea yang biasanya bertemakan berat di segi drama dan romance. Satu kutipan menarik dari film ini:
I understand the world, but not why it is the way it is

(take a sip of the trailer!)

Credits:
World Movie Trailers@youtube