Synopsis: A boy magically changed the lives of a father and a mother who lost their son.
jadi gini lho, kakak....
Lagi, sebuah film horor thriler dari
Mike Flanagan dan the bonus part is Jacob
Tremblay is on the movie. Tau kan, anak kecil yang sempet bikin geger di Room karena aktingnya yang bikin
beberapa orang terharu dan nangis bombay cuman gara-gara dia mau potong
rambutnya (lol). Nah, disini dia kembali adu akting, bukan dengan Brie Larson,
tapi dengan mbak Blue Surfer Kate
Bosworth. Dilihat dari posternya sih, pasti bakalan ada kupu-kupunya di film
ini. Sebelumnya, aku sempet liat trailer
film ini juga sih dan dugaanku sih film ini akan lebih daripada film horor
thriler, ada bumbu drama-dramanya dikit pastinya. Nah, aku coba kupas film ini
sebelum sharing my opinion about it.
yuk neng, dah dateng tuh
Diawali dengan sebuah ketegangan seorang
laki-laki, film ini dari awalnya sudah mengungkapkan sebuah kegetiran yang
menunjukkan seorang ayah yang harus mengambil keputusan berat menyangkut nyawa
seorang anak. Kemudian, cerita berlanjut dengan sepasang suami istri Hobsen,
Mark (Thomas Jane) dan Jessie (Kate Bosworth) yang berniat untuk mengadopsi
seorang anak dan seorang pekerja sosial, Natalie (Annabeth Gish) memilihkan Cody
(Jacob Tremblay) sebagai anak asuhan mereka. Datanglah Cody ke keluarga
barunya, lalu sedikit demi sedikit terungkap alasan kenapa pasangan tersebut
mengadopsi Cody dimana mereka berharap Cody bisa menjadi pengganti anak mereka
yang sudah meninggal. Semuanya berjalan sangat baik sampai di titik ketika
pasangan suami istri ini mengetahui sebuah kemampuan yang dimiliki oleh Cody.
Kemampuan yang membuat Jessie terlena karena dia bisa bertemu kembali dengan
anaknya yang telah meninggal, Sean (Antonio Romero). Namun, berbeda dengan
Jessie, Mark tidak melihat kemampuan Cody tersebut sebagai sesuatu yang harus
dimanfaatkan. Lama kelamaan terdapat sedikit cekcok antara Mark dan Jessie,
tanpa mereka ketahui kalau kemampuan Cody ini datang dengan sesuatu yang
mengerikan. Nah, apakah Mark dan Jessie berhasil menghadapi hal yang mengerikan
tersebut dan bagaimana dengan nasib Cody sesudahnya?
ealah, kok apik kie...
Bisa dibilang, aku suka dengan film ini.
Ada beberapa detil kecil yang membuatku bisa membayangkan keterpurukan
emosional yang dimiliki karakter Mark dan Jessie, begitupun dengan sikap innocent yang ditunjukkan oleh Jacob
Tremblay sebagai anak kecil yatim piatu yang memiliki masa kecil dimana dia
harus berpindah-pindah dari satu orang asuh ke orang tua lainnya. Belum lagi
visual cantik di sepanjang film yang digambarkan dengan sekumpulan kupu-kupu
berwarna-warni. Mungkin bagi orang-orang yang tidak menyukai kupu-kupu, adegan
ini bisa jadi sebuah adegan yang menyiksa tapi bagi orang-orang yang mengakui
kupu-kupu sebagai makhluk cantik, adegan ini bisa dibilang…..magical. Bayangkan saja di salah satu
ruangan rumahmu, ada banyak kupu-kupu yang terbang dan mengelilingimu. Well,
sebagai sebuah film horor, film ini malahan tidak menampilkan sesuatu yang
menyeramkan, tapi sedikit dramatis. Aku ingat, salah satu temenku menyebut
kalau film ini sama sekali tidak menyeramkan. Aku setuju sih dengan pendapatnya
karena film ini sama tidak membuatku takut. Hanya saja, film ini memberikan
sesuatu yang lebih dengan adanya kesan bahwa hubungan antara Ibu dan anak
adalah sesuatu yang kuat. In a way, aku berpikir kalau film ini seperti Room dengan adanya sedikit bumbu misteri
disana dan disini. Akhir kata, film ini surprisingly cukup menarik untuk
ditonton, apalagi dengan chemistry yang
baik antar para pemain membuat film ini tidak sekedar menjadi film horor yang
bikin deg-degan.
No comments:
Post a Comment